Pada jaman globalisasi ini tingkat persaingan antar Negara sudah tidak dapat dielakkan lagi, maka setiap Negara harus mempersiapkan dan mengembangkan daya saingnya sehingga mampu berperan dalam ekonomi global.
Peningkatan daya saing nasional sangat mencerminkan pula daya saing daerah karena pada prinsipnya apabila daya saing daerah meningkat akan mempengaruhi daya saing nasional sehingga mampu bersaing secara global.
Untuk meningkatkan dan mengembangkan daya saing tersebut maka setiap daerah perlu mengidentifikasi potensi dan prospek ekonomi daerah yang dapat dijadikan sebagai ukuran daya saing sehingga setiap daerah dapat mengoptimalkan setiap potensi daerahnya dalam mewujudkan kesejahteraan masyarakat.
Ketua STMIK DCI Tasikmalaya, Dr Djadja Achmad Sardjana mengatakan teknologi informatika yang begitu berkembang pesat saat ini harus ikut memberikan nilai tambah pada seluruh sendi-sendi kehidupan.
“Kita tidak hanya ingin melahirkan lulusan yang kompeten, profesional, dan berdaya saing. Namun juga mereka harus berwawasan lokal dengan kemampuan informatikanya. Misal di Tasik ini, ada payung geulis, beras organik, ini coba kita digitalisasi,” ujarnya.
Guna mendukung misinya, STMIK DCI pun menggagas inkubator bisnis digital yang rencananya akan langsung diresmikan Ketua KADIN Jabar. Dimana tidak hanya mahasiswanya saja yang dapat berkecimpung di dalamnya, namun juga masyarakat.
Mereka juga saat ini telah mendirikan Pusat Pelayanan Teknologi Informasi yang juga dapat diakses oleh seluruh masyarakat.
Dalam kegiatan akademiknya pun, sentuhan digital terus dibawa STMIK DCI. Tak jarang mereka mendatangkan pakar atau dosen dari luar kota bahkan luar negeri dalam bantuan teknologi virtual, dimana dosen lokal berperan menjadi fasilitator.
“Ini persembahan kita sebagai kampus yang kurang lebih 18 tahun concern di TI. Kita ingin tools berupa TI ini bisa merevitalisasi dan memberikan banyak perubahan yang positif,” tambahnya.
STMIK DCI sendiri didirikan pada masa reformasi Indonesia, otonomi daerah, dan derasnya isu globalisasi dunia berdasarkan SK Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No. 116/D/O/1999.
Sejak lama, STMIK DCI Tasikmalaya memandang bahwa globalisasi dunia dan otonomi daerah berarti tantangan sekaligus persaingan baru bagi Tasikmalaya, serta lebih luas lagi merupakan tantangan bagi kawasan Priangan Timur dan seluruh rakyat Indonesia.
Tantangan baru yang meliputi spesialisasi yang tajam, profesionalisme, individualisme, moralitas, hak asasi manusia (HAM), dan pola hubungan kerja dalam bentuk jaringan (network).
Begitu juga persaingan baru mencakup standarisasi, perdagangan bebas, lingkungan hidup, dan masalah kualitas dengan penerapan teknologi canggih berbasis komputer, inilah yang coba STMIK DCI jawab melalui pendidikan.
“Era reformasi Indonesia bergerak menuju pola ekonomi kerakyatan dan otonomi daerah, ini menuntut pemberdayaan Sumber Daya Manusia dalam mengembangkan potensi daerah agar mampu menjawab tantangan globalisasi tersebut. Kita coba ciptakan SDM sebagai modal menghadapinya,” tambah dia.
Pada kesempatan lain Bertempat di Ruang Meeting Command Center Kota Tasikmalaya Wali Kota Tasikmalaya Drs. H. Muhammad Yusuf menyampaikan penyampaian hasil penilaian tahap II Tingkat Kabupaten/Kota Se-Jawa Barat melalui Rapat Virtual turut didampingi Sekda Kota Tasikmalaya, Asisten 1 Pemerintah Kota Tasikmalaya Kepala BAPPELITBANGDA Kota Tasikmalaya dan Tamu Undangan.
Wali Kota Tasikmalaya mengatakan prioritas pembangunan Kota Tasikmalaya tahun 2022 yaitu
1. Implementasi tata nilai kehidupan dan kualitas sumber daya manusia serta pelayanan dasar, terutama penanganan kesehatan dampak pandemi covid 19
2. Pertumbuhan dan pemerataan ekonomi serta peningkatan daya saing daerah
3. Pengurangan tingkat kemiskinan dan pengangguran
4. Pningkatan kemantapan dan penyediaan infrastruktur perkotaan terutama sanitasi permukiman dan pengelolaan lingkungan hidup dan
5. Peningkatan tata kelola pemerintahan dan percepatan reformasi birokrasi
Dengan dilaksanakan dan hasil penyususnan RKPD Kota Tasikmalaya menggunakan proses perencanaan pembangunan seperti pendekatan teknokratik, pendekatan partisipatif, pendekatan politis dan pendekatan bottom up.
Pembangunan Kota Tasikmalaya diakhir periode Wali Kota Tasikmalaya berharap Kota Tasikmalaya dapat masuk pada tahap penilaian selanjutnya dan menjadi salah satu daerah kota yang masuk nominasi 3 besar di tingkat Jawa Barat