Kategori
Corporate Innovation Leadership Manajemen Pemikiran Telematika Training

Peningkatan Kualitas SDM melalui Sistem Informasi Manajemen Pembelajaran

Perlukah Sistem Informasi Manajemen Sumber Daya Manusia atau Sistem Informasi SDM (Human Resources Information System) untuk mengelola perguruan tinggi?. Seperti yang kita tahu sekarang ini perguruan tinggi bukan lagi hanya merupakan institusi penyedia layanan pendidikan saja, tetapi sudah menjadi suatu kegiatan bisnis yang cukup menjanjikan.

Sebagai suatu organisasi yang bergerak dibidang jasa maka perguruan tinggi berusaha untuk meningkatkan kepuasan pelanggan, melalui penerapan sistem yang efektif, dan terus melakukan perbaikan pada semua proses yang ada. Agar semua proses berjalan dengan baik perlu ditunjang oleh sumber daya manusia, infrastruktur, dan lingkungan perkuliahan. Sumber daya manusia mencakup pimpinan pengelola, karyawan, dan dosen. Penyediaan sumber daya harus memadai baik dari sisi kualitas maupun kuantitas.

Sering kali kita mendengar suara itu berasal dari “bahasa asing” termasuk dalam rangka peningkatan kualitas SDM melalui sistem informasi manajemen pembelajaran.



Banyak perubahan terjadi dalam lingkungan sumber daya manusia yang menuntutnya untuk memainkan peranan yang penting dalam suatu organisasi seperti perkembangan teknologi informasi yang pesat, globalisasi, dan perubahan dalam dunia jabatan dan kerja.

Tren teknologi akan mendorong suatu usaha bisnis menjadi lebih kompetitif. Dimana komputer pribadi (PC), pengolah kata, dan sistem informasi manajemen terus mengubah dunia kerja. Pemanfaatan teknologi informasi dalam proses-proses yang dijalankan membutuhkan sumber daya manusia yang terlatih dengan baik.

Semua pekerjaan, sampai yang paling sederhana sekalipun, membutuhkan karateristik masing-masing. Karateristik pekerjaan dapat dikelompokkan menjadi tiga yaitu: skill, knowlegde, dan orientation. Skills adalah kemampuan atau kompetensi khusus yang dibutuhkan oleh suatu pekerjaan. Secara umum kemampuan ini membutuhkan pelatihan dan pengalaman.

Knowledge adalah informasi, pengetahuan dan wawasan, yang secara umum diperoleh lewat pendidikan, dan diperluas oleh pengalaman. Sedangkan orientation adalah sikap, kepercayaan dan pilihan yang dimiliki oleh karyawan.

Sumber daya manusia dengan gabungan ketiga karateristik pekerjaan di atas merupakan aset yang bernilai bagi suatu perusahaan atau organisasi. Aset ini perlu dipertahankan untuk kelangsungan hidup organisasi dan untuk terus bersaing di dunia bisnis. Pengembangan (development) sumber daya manusia mempunyai ruang lingkup yang lebih luas dalam upaya memperbaiki dan meningkatkan pengetahuan, kemampuan, sikap, dan sifat-sifat kepribadian.

Ketika suatu Perguruan Tinggi berkembang menjadi makin besar, dengan jumlah mahasiswa yang makin banyak, tentu akan dituntut untuk dapat memberikan pelayanan yang makin baik, cepat, dan akurat. Dengan jumlah sumber daya manusia yang terbatas semua proses harus dapat ditangani dengan baik.

Hal ini tentu membutuhkan suatu proses pengelolaan sumber daya manusia yang tepat, dengan tujuan untuk meningkat kepuasan dan kenyamanan sumber daya manusia yang terlibat, sehingga mereka dapat bekerja lebih baik.

Ada beberapa masalah yang sering muncul dalam proses pengelolaan sumber daya manusia antara lain; proses rekruitmen memakan waktu yang sangat lama kurang lebih 3 bulan dari mulai pengajuan sampai diterimanya SK pengangkatan.

Pelatihan karyawan untuk meningkatkan kemampuan karyawan belum merata dan terencana tiap unit, sehingga ada karyawan yang sering dikirim untuk mengikuti pelatihan dan ada yang belum pernah sama sekali dikirim untuk pelatihan. Selain itu terdapat data karyawan dan dosen dengan banyak versi.

Pentingnya Sistem Informasi SDM
Dalam strategi bisnis dengan orientasi pelanggan, proses mengelola dan mengembangkan sumber daya manusia merupakan salah satu ”critical process”, disamping proses-proses lain. Sistem Informasi Manajemen sendiri dibangun untuk mendukung semua proses tersebut, dimana tercakup didalamnya antara lain: proses perencanaan, pengorganisasian, dan pengendalian, serta dapat memberikan informasi mengenai kondisi riil organisasi.

Sistem Informasi Sumber Daya Manusia merupakan salah satu bagian dari Sistem Informasi Manajemen yang dibangun dalam keseluruhan organisasi. Sumber daya manusia merupakan aset yang sangat berharga bagi organisasi, sehingga manajemen sumber daya manusia merupakan salah satu pilar utama organisasi dalam mendukung pola penentuan strategi dan kebijakan secara terpadu.

Keputusan-keputusan sumber daya manusia yang sehat harus didukung oleh informasi mengenai sumber daya manusia yang baik. SIM-SDM merupakan prosedur sistematik untuk mengumpulkan, menyimpan, mengambil, dan memvalidasi data oleh organisasi mengenai sumber daya manusia, dan kegiatan-kegiatan personalia.

Mengingat betapa pentingnya mengelola sumber daya manusia dengan tepat, maka sudah sewajarnya Sistem Informasi Manajemen Sumber Daya Manusia di Perguruan Tinggi menjadi salah satu hal yang perlu untuk dibangun dan dipelihara dengan baik.

Apakah Sistem Informasi SDM perlu? tentu jawabnya sagat perlu, lalu untuk apa menunda lagi, saatnya perguruan tinggi anda mempunyai sistem informasi SDM yang handal untuk pengambilan keputusan.

Kategori
Corporate Diklat Internet Manajemen Pengetahuan Telematika

Narasumber IT Strategic Management dengan peserta dari sebuah BUMN dibidang kelistrikan

Tuntas sudah sebagai Narasumber IT Strategic Management dengan peserta dari sebuah BUMN dibidang kelistrikan.

Kelas ini dimaksudkan sebagai persiapan komprehensif dan peningkatan keterampilan Teknologi Informasi yang berfokus pada strategi dan rencana induk teknologi informasi, yang sangat penting bagi para profesional yang terlibat dalam implementasi strategi TI dan implementasi.

Kursus ini memberi para peserta pemahaman tentang isu-isu teknologi dan organisasi kontemporer yang terlibat dalam pengelolaan sumber teknologi informasi pada tingkat strategis. Peran sistem informasi dalam memberikan keunggulan kompetitif dan seringnya kebutuhan untuk rekayasa ulang bisnis yang menyertai adopsi teknologi baru dibahas. Perencanaan TI strategis dan proses evaluasi untuk memastikan keselarasan teknologi yang tepat dengan tujuan bisnis juga dijelaskan. Masalah TI global juga dipertimbangkan.

Objektif
Setelah menyelesaikan materi ini, peserta harus dapat:

• Merekomendasikan arsitektur TI yang akan menciptakan keunggulan kompetitif
• Mengidentifikasi proyek dalam organisasi yang akan mendapat manfaat dari rekayasa ulang proses bisnis (BPR)
• Menentukan metode perencanaan TI yang mendukung pengembangan strategis dalam suatu organisasi dan memberikan kontribusi yang efektif untuk proses perencanaan TI
• Menilai efektivitas infrastruktur TI dalam memenuhi tujuan organisasi
• Mengidentifikasi strategi TI untuk mendukung tujuan dan operasi bisnis global perusahaan

Target Audiens
• Manajer yang ingin meningkatkan produktivitas bisnis melalui aplikasi TI
• Pengambil keputusan yang terlibat dalam pengembangan dan evaluasi rencana TI strategis
• Eksekutif yang terlibat dalam pengelolaan dan tata kelola sumber daya TI
• Praktisi TI yang ingin meningkatkan pengetahuan mereka tentang aplikasi bisnis strategis
• Di luar hal teknis

Kategori
Bandung Diklat Government Innovation Internet Kebijakan Kerja Liputan Manajemen PNS Telematika

Nara sumber Menuju Sistem Informasi Pemerintahan yang Terintegrasi Dan Berinteroperabilitas di Diskominfo Jabar

Menuju Sistem Informasi Pemerintahan yang Terintegrasi Dan Berinteroperabilitas di Diskominfo Jabar

Kegiatan ini dilaksanakan dalam rangka mewujudkan tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif, transparan, dan akuntabel serta pelayanan publik yang berkualitas dan terpercaya kepada masyarakat di era internet of things ini, yang sejumlah besar penduduk di negara ini telah terkoneksi dengan internet, pemerintah mendapatkan tantangan untuk mereformasi birokrasi administrasi pemerintahan dan pelayanan publik dengan dukungan teknologi informasi dan komunikasi.

“Saat ini pemerintah telah menawarkan beragam pelayanan publik online yang juga didukung dengan administrasi pemerintahan secara online melalui Penerapan Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE). Berdasarkan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 95 Tahun 2018 tentang sistem pemerintahan berbasis elektronik bahwa untuk meningkatkan keterpaduan dan efisiensi sistem pemerintahan berbasis elektronik diperlukan tata kelola dan manajemen sistem pemerintahan berbasis elektronik yang baik.” Ujar Djadja Achmad Sardjana selaku Narasumber di acara Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Jawa Barat tersebut.

Selain membahasa mengenai SPBE, kegiatan rapat koordinasi ini pun membahas sapawarga. “Sepanjang tahun 2019 lalu, Dinas Komunikasi Informatika Provinsi Jawa Barat telah melakukan monitoring dan evaluasi terhadap kabupaten/kota di Provinsi Jawa Barat terkait pengembangan dan pengelolaan aplikasi umum dan aplikasi khusus yang terintegrasi di lingkungan pemerintah daerah. Serta adanya pelaksanaan pelatihanan dan pengelolaan aplikasi sapawarga versi 1.0 di lingkungan kabupaten/kota di Jawa Barat.” Tambah Djadja Achmad Sardjana.

Pada rapat koordinasi ini, Dinas Komunikasi dan Informatika mengajak bidang aplikasi informatika kabupaten/kota bersama-sama memperdalam pemahaman mengenai peraturan perundang-undangan yang menjadi landasan dalam pelaksanaan tupoksi dan kewenangan bidang aplikasi informatika sebagai upaya memperkuat peran bidang aplikasi informatika dalam mendukung penerapan SPBE nasional.

Kategori
Bandung Ilmiah Innovation Kebijakan Kehidupan Manajemen Pemikiran Pengetahuan Telekomunikasi Telematika Tokoh

Digital Economy: Kata kuncinya bukan digital namun ekonomi yang memberdayakan masyarakat

Diskusi Digital Economy 28 Mei 2016 dengan bapak Eddy Satriya, Asisten Deputi Telematika dan Utilitas Menko Perekonomian dan Pak Dudi Abdurrahim, Kadis KUMKM Jabar

Era digital saat ini mulai berkembang menjadi fenomena yang menarik untuk dibahas karena semua kehidupan masyarakat mulai bergantung terhadap teknologi. Berawal dari revolusi industri 1.0 yang terjadi pada pertengahan abad ke-18 yang ditandai dengan penemuan mesin uap oleh James Watt. Pekerjaan yang semula dikerjakan oleh tenaga kerja manusia kemudian digantikan oleh mesin uap dalam menunjang proses produksi. Industrialisasi mulai berkembang pesat setelah ditemukannya energi listrik yang menandai lahirnya revolusi industri 1.0, produksi barang kebutuhan masyarakat dapat diproduksi dan didistribusikan ke berbagai wilayah secara lebih masif.

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat pada tahun 1969 menjadi pertanda munculnya revolusi industri 3.0 yang menggunakan kekuatan elektronik dan teknologi informasi dalam menunjang otomatisasi proses produksi. Dunia pun mengalami kemajuan akibat revolusi digital, karena dalam periode revolusi industri 3.0 ini dunia memperoleh internet dan interkonektivitas yang begitu cepat sehingga memungkinkan untuk menjelajahi dunia maya dan melihat berbagai sumber informasi suatu organisasi dengan jumlah besar atau disebut sebagai big data.

Paradigma industri baru pun muncul dengan ditandainya perluasaan penggunaan teknologi informasi di setiap rantai pasok yang memengaruhi aktivitas bisnis. Ada yang beranggapan bahwa perubahan tersebut menghasilkan terobosan yang lebih besar di era industri baru. Mereka menyebutnya sebagai revolusi industri 4.0 yang merupakan era transformasi digital dimana suatu teknologi memberikan keefisienan dalam melakukan segala aktivitas kehidupan yang berhubungan dengan ekonomi.

Industrialisasi ini didasarkan pada produktivitas yaitu dengan cara menggabungkan jaringan digital terhadap rantai pasok. Meskipun kemajuan teknologi secara fundamental tidak memberikan perubahan yang disruptive, namun hal ini berpengaruh terhadap konsep produksi, distribusi, dan khususnya bagaimana suatu perusahaan menghasilkan nilai tambah. Inilah sistem revolusi industri, tidak mudah untuk memastikan bahwa suatu peristiwa disebabkan dan dipengaruhi oleh fenomena lain.

Teknologi informasi yang semakin mudah untuk diakses menyebabkan semua orang dapat terhubung dalam jaringan sosial. Dengan sumber informasi yang melimpah hal ini justru menjadi potensi yang wajib untuk dikembangkan karena memberikan manfaat yang besar bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Munculnya berbagai inovasi mengakibatkan perubahan dengan ruang lingkup yang lebih luas pada semua sistem yang terjadi di setiap bidang industri. Sehingga hal ini mampu memberdayakan individu dan masyarakat dengan menciptakan peluang baru bagi ekonomi. Kondisi seperti inilah yang harus diterapkan oleh setiap negara apabila menginginkan tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi, terutama Indonesia yang memiliki jumlah populasi mencapai 161 juta orang menjadi asset yang berharga dalam

Kata kuncinya bukan digital namun ekonomi yang memberdayakan masyarakat terutama yang berpenghasilan kecil.

Kategori
Ilmiah Manajemen Pemikiran

Informasi Itu Seperti Air, Pengetahuan Itu Tanahnya

Informasi seperti air. Informasi membantu Anda memuaskan dahaga Anda atas pengetahuan. Kita semua membutuhkan informasi untuk membuat keputusan dan mengambil tindakan bila diperlukan.

Pengetahuan tidak dapat mengalir kecuali arus informasi. Informasi dapat dibandingkan dengan air. Informasi mengalir di antara orang-orang melalui organisasi dan jaringan dalam banyak cara yang sama seperti air mengalir melalui sebuah kota besar.

Terlepas dari di mana Anda berada di kota metropolitan tersebut. Anda harus dapat percaya bahwa air konsisten mengalir dan telah memenuhi tingkat kualitas tertentu. Jka Anda membuka keran, air itu akan mengalir.

Ini adalah hal yang sama dengan informasi. Anda harus dapat mengakses dan mempercayai informasi yang Anda butuhkan. Kita harus dapat menerima informasi, yang membuat kita lebih mudah untuk mengontrol akses dan kualitas informasi.

Tapi kita harus selalu ingat bahwa informasi merupakan sumber daya yang dinamis dan terus berubah. Kita harus memastikan arus informasi  itu “segar dan menyehatkan”.  Informasi yang tidak mengalir akhirnya akan “tidak segar lagi”. Kita  perlu untuk “membilasnya”.

Apakah Anda melihat arus informasi antara individu dalam lingkungan kita? Membuat arus informasi antar manusia merupakan dasar untuk kolaborasi dan pertukaran pengetahuan terjadi.

Kategori
Business Ilmiah Innovation Kebijakan Kerja Leadership Manajemen Pemikiran Telekomunikasi Telematika Wirausaha

Sekilas Perencanaan Kesinambungan Bisnis (Business Continuity Planning) Berbasis Sistem Informasi

 Manfaat utama dari pendekatan Business Continuity Plan adalah membantu mencapai keyakinan yang memadai ketersediaan proses bisnis dan fungsi “end-to-end” yang penting dengan biaya yang efektif dan efisien. Fokus utama adalah pada persyaratan pemulihan bisnis. Pemangku Kepentingan Bisnis bekerjasama untuk melaksanakan rencana darurat dan pengaturan yang sesuai dengan kebutuhan mereka.

Sangat dipercaya bahwa relevansi dari program kontinuitas bisnis tergantung pada proses bisnis yang mendasarinya diambil dalam konteks dan tujuan strategi manajemen. Tujuan bisnis harus mendorong strategi pemulihan. Hal ini adalah kombinasi pengalaman kontinuitas (keberlanjutan), teknologi “know-how”, dan pengetahuan industri untuk fokus secara efisien pada apa yang penting dan untuk membantu memfokuskan waktu dan sumber daya pada solusi kesinambungan yang tepat.
Pendekatan  Perencanaan Kesinambungan Bisnis (Business Continuity Planning) Berbasis Sistem Informasi seiring  dengan  kegiatan bertahap berikut :
• Identifikasi proses bisnis penting 
• Menganalisis dampak gangguan 
• Menjelaskan dampak operasional dan keuangan 
• Mensepakati “pemadaman maksimum” (Total Outage) untuk setiap proses 
• Menentukan sumber daya yang dibutuhkan untuk memulihkan proses penting – Kontinuitas Strategi Definisi 
• Mengidentifikasi alternatif untuk memenuhi pemadaman maksimum 
• Pertimbangan biaya dan manfaat dari alternatif 
• Menentukan strategi pemulihan yang paling tepat 
• meresmikan perjanjian cadangan sumber daya – Implementasi Rencana Kontingensi 
• Dokumen prosedur proses pemulihan bisnis 
• Dokumen sumber daya / infrastruktur prosedur pemulihan 
• Dokumen prosedur rencana manajemen kontingensi 
• Menetapkan rencana pemeliharaan dan proses pengujian.

 

Kategori
Business E-Learning Ilmiah Innovation Kerja Leadership Manajemen Pemikiran Telematika

Manajemen Pengetahuan: Adakah Itu “Distorsi” Atau “Informasi” Bagi Perusahaan?

Sehubungan dengan dibutuhkannya pengetahuan sebagai keuntungan kompetitif, manajemen pengetahuan banyak terlibat dalam organisasi. Manajemen pengetahuan sebenarnya mengacu pada pengetahuan yang terkait dengan disiplin ilmu manajemen, suatu disiplin studi pada isu-isu dari organisasi manajemen. Isu-isu ini mengacu pada organisasi, manajer dan bawahan, perilaku organisasi, hubungan antara organisasi, hubungan antara organisasi dan lingkungan eksternalnya, dan sebagainya. David (2004) membagi manajemen pengetahuan menjadi pengetahuan manajemen teoritis dan pengetahuan manajemen praktis.
 
Manajemen pengetahuan adalah sejumlah  pengetahuan dan pengalaman tentang fenomena manajemen yang diperoleh oleh organisasi dari praktek menjelajahi atau mengubah fenomena sosial. Menurut pemahaman ini, harus dikatakan bahwa semua pengetahuan berhubungan dengan manajemen dikenal sebagai pengetahuan manajemen, sehingga manajemen teori dan pola manajemen adalah bidang pengetahuan manajemen. Dan Tulisan ini masuk ke dalam manajemen pengetahuan praktis.
 
Manajemen pengetahuan adalah pengetahuan dengan sifat-sifat umum pengetahuan. Inti dari semua hal untuk mengeksplorasi pengetahuan adalah kebutuhan untuk mengelola pengetahuan.  Yang paling memprihatinkan adalah karakteristik transfer dari pengetahuan yang merupakan faktor kunci ketika pengetahuan diubah menjadi keunggulan kompetitif. Karakteristik transfer pengetahuan termasuk kompleks. Substansinya adalah untuk mengetahui hambatan untuk mentransfer pengetahuan.
  
 
Kesulitan untuk transfer pengetahuan dapat dibagi menjadi tiga kategori. Itu adalah:
  1. Pengetahuan yang lengket pada pemiliknya
  2. Pengetahuan yang ambigu
  3. Pengetahuan yg dipahami tanpa dikatakan
Grant ( 1996 ) berfokus pada karakteristik pengetahuan itu sendiri, dan berpendapat bahwa karakteristik pengetahuan itu sendiri adalah faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan kelengketan pengetahuan. Beberapa peneliti percaya bahwa pengetahuan lingkungan transfer pengetahuan adalah juga sebuah bentuk penting dari kelengketan pengetahuan. Oleh karena itu, tidak hanya karakteristik pengetahuan itu sendiri yang harus diperhitungkan untuk pembentukan pengetahuan yang lengket pada pemiliknya, tetapi juga faktor lingkungan dalam transfer pengetahuan.
 
Simonin (1999) mengatakan bahwa ada empat faktor ambiguitas pengetahuan yaitu: tingkat tacitness, tingkat kompleksitas, tingkat kekhususan dan empiris. Kogut & Zander (1993) menganalisis tingkat tacitness pengetahuan dan berpendapat bahwa pengetahuan yang lebih kompleks adalah lebih sulit dan  yang tinggi tingkat tacitness-nya adalah  pengetahuan yang diberikan. Seperti dapat dilihat dari pembahasan di atas, kelengketan pengetahuan, pengetahuan ambiguitas dan tacitness pengetahuan memiliki implikasi yang sama dalam arti lebih jauh dengan menjelaskan isi masing-masing menjadi satu sama lain.
  
 
Dari perspektif transfer pengetahuan, ciri yang menonjol dari manajemen pengetahuan adalah pengetahuan “tacitness and embedability” situasional bila dibandingkan dengan pengetahuan lainnya. Manajemen pengetahuan yang berbeda cocok untuk situasi yang berbeda. Transfer manajemen pengetahuan  menarik dukungan dari “situasi yang sama” untuk meningkatkan efek transfer. Dan itu membutuhkan komunikasi dan umpan balik berulang-ulang yang terikat pada situasi untuk tujuan tersebut. Manajemen pengetahuan dapat lebih dekat dengan situasi yang diterapkan itu sendiri adalah kompleks. Ini berisi baik pengetahuan eksplisit dan yang tacit.
 
Tidak semua manajemen pengetahuan dapat dinyatakan dan diartikulasikan oleh teks sederhana atau gambar. Beberapa manajemen pengetahuan bahkan perlu beberapa saluran dan masukan ganda untuk mendapatkan yang lebih akurat yg dpt dimengerti. Organisasi diharapkan dapat menerima dan memahaminya dengan mudah sehingga mencapai efek transfer yang lebih baik. Ini juga mengatakan kepada kita pentingnya komunikasi dalam proses transfer manajemen pengetahuan. Berdasarkan dua karakteristik di atas, perlunya mengadopsi pengetahuan model referensi pengalihan yang yang didirikan berdasarkan perspektif komunikasi bila membuat model transfer manajemen  pengetahuan dalam rangka untuk menghapus hambatan.  
  
Kategori
E-Learning Ilmiah Innovation Lecture Manajemen Pemikiran Pendidikan Telekomunikasi Telematika

E-Learning: Lingkungan bagi Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk Berperan Mendukung Proses Pembelajaran

Modus Pembelajaran menurut Horton (Designing Web-Based Training, Wiley, 2010) bisa berupa Mendengarkan kuliah, diskusi; Mencari saran dari dosen, ahli; Membaca buku, artikel; Memperhatikan presentasi, demonstrasi; Menyimak pameran, contoh-contoh;  Menerima kritik dari ahli, sejawat; Memodelkan karakteristik sistem, fenomena; Mengeksplorasi hal-hal baru; Mendiskusikan ide dengan teman, ahli, guru/dosen; Mempraktekkan kemampuan atau Melakukan penelitian.
Bagaimana TIK dapat membantu pembelajaran? 

Menurut Horton pula pada buku tersebut kita dapat memanfaatkan hal-hal  sebagai berikut dalam pembelajaran  yaitu: Penggunaan perangkat keras komputer, Pemanfaatan jaringan komputer (termasuk Internet), Sumber informasi, Sarana komunikasi dan Penggunaan perangkat lunak untuk beragam keperluan yang kemudian disebut dengan Infrastruktur e-Learning.
Definisi E-Learning
Lingkungan yang memberikan kesempatan bagi teknologi informasi untuk berperan dalam mendukung proses pembelajaran
Kalau begitu:
  • E-learning bukan hanya “pemakaian komputer”
  • Ada komponen-komponen lain selain TIK (Integrasi antara “People, Process & Technology”)
  • Proses pembelajaran melibatkan TIK

Mengapa menggunakan E-Learning ?

  • Mengatasi rendahnya rasio pendidik-peserta didik
  • Beban pendidik dapat dikurangi dengan mengalihkan (sebagian) inisiatif pembelajaran kepada Peserta Didik
  • Fleksibilitas dalam pelaksanaan proses pembelajaran
  • Melepaskan dari ketergantungan ruang dan waktu

Hal ini sesuai dengan artikel New Wave Marketing – Marketeers [LIVE INTERVIEW] – E-LEARNING UNTUK INDONESIA yang mengatakan:

Mungkin banyak yang memandang e-learning hanya dari satu sudut saja. Yaps, electronic learning, hanya itu yang umumnya orang ketahui, dan e-learning sebenarnya lebih dari itu.  E-Learning adalah sebuah konsep belajar digital yang berisi tentang banyak hal  dan tidak dapat dilihat dari perspektif kecil saja. Di luar negeri, konsep e-learning ini sudah banyak digunakan, dan sangat mudah didapatkan, ada yang bersifat gratis, hingga bersifat bisnis, sesuai dengan kebutuhan dari si pengguna.

Namun demikian “Berhasilnya suatu sistem e-learning, tergantung pada keberagaman dan keberlangsungan konten yang sesuai dengan kebutuhan”

Artikel Terkait:

Kategori
Business Grameen Innovation Leadership Manajemen Telematika Wirausaha

Penerapan Techno Economy Pada UKM Di Indonesia Dengan Replikasi Program Telematika Pedesaan Grameen

The Coat of Arms of Indonesia is called Garuda...
Image via Wikipedia

Telematika  mempunyai  peranan  yang  sangat  penting  dan  strategis  sebagai  komponen  infrastruktur  untuk  perkembangan  ekonomi.  Pelayanan  Telematika  dapat  menggantikan  bentuk  komunikasi  lain  dan  seringkali  lebih  efektif  penggunaannya  baik  dari  segi  biaya,  waktu  dan  rantai  distribusinya.  Peningkatan  produktifitas  komunikasi  ini  pada  akhirnya  mendorong  pertumbuhan  ekonomi  di  tempat  tersebut.  Meskipun  menghadapi  hambatan  dalam  restrukturisasi    industri  Telematikanya,  beberapa  negara  berkembang  telah  berhasil  tidak  hanya  membuka  kompetisi,  namun  secara  bersamaan  mencapai  kewajiban  pelayanan  Telematika  untuk  umum  (Universal  Services  Obligation).  Misalnya    pencapaian  yang  dilakukan oleh  Grameen  Telecom    di  Bangladesh  bekerja  sama  dengan  pemberi  kredit  mikro  Grameen  Bank  yang  memungkinkan  nasabahnya  memperoleh  kredit  bergulir  untuk  berusaha  di bidang warung Telematika di daerah pedesaan. Pengalaman Grameen Telecom  memungkinkan  kita  untuk menjalankan  satu  solusi  potensial  dari  Penerapan  Techno­Economy  pada  UKM  di  Indonesia  terutama  dalam  melayani  daerah  pedesaan.  Targetnya  adalah  melayani  daerah  yang  tak  dapat  atau  kurang  terlayani dan menyediakan dukungan untuk pelayanan informasi  yang bermutu.