Ini yang ditakutkan.. ..
Beberapa waktu yang lalu saya pernah katakan bahwa akumulasi inflasi di Indonesia sudah melampaui sebagian negara ASEAN.
Misalnya biaya tiket, akomodasi dan makanan di Malaysia mulai bersaing (baca: sama atau lebih murah) dibanding Indonesia.
Daya saing dalam menghadapi MEA menjadi berkurang karena beberapa faktor yang menyebabkan pariwisata pendidikan, bisnis, keluarga dan sebagainya di Indonesia menghadapi tantangan yang berat.
Walaupun begitu kita harus berusaha menekan biaya tinggi pada aspek Ipoleksosbud agar wisatawan-wisatawan mancanegara mau datang ke Indonesia.
Pada September 2022 terjadi inflasi sebesar 1,17 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 112,87. Dari 90 kota IHK, 88 kota mengalami inflasi dan 2 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Bukittinggi sebesar1,87 persen dengan IHK sebesar 114,45 dan terendah terjadi di Merauke sebesar 0,07 persen dengan IHK sebesar 109,49. Sementara deflasi tertinggi terjadi di Manokwari sebesar 0,64 persen dengan IHK sebesar 113,97 dan terendah terjadi di Timika sebesar 0,59 persen dengan IHK sebesar 113,87.
Inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya sebagian besar indeks kelompok pengeluaran, yaitu: kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 0,20 persen; kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakarrumah tangga sebesar 0,16 persen; kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,35 persen; kelompok kesehatan sebesar 0,57 persen; kelompok transportasi sebesar 8,88 persen; kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 0,31 persen; kelompok pendidikan sebesar 0,21 persen; kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 0,57 persen; dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 0,28 persen. Sementara kelompok pengeluaran yang mengalami penurunan indeks, yaitu: kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 0,30 persen serta kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,03 persen.
Tingkat inflasi tahun kalender (Januari–September) 2022 sebesar 4,84 persen dan tingkat inflasi tahun ke tahun (September 2022 terhadap September 2021) sebesar 5,95 persen. Komponen inti pada September 2022 mengalami inflasi sebesar 0,30 persen. Tingkat inflasi komponen inti tahun kalender (Januari–September) 2022 sebesar 2,81 persen dan tingkat inflasi komponen inti tahun ke tahun (September 2022 terhadap September 2021) sebesar 3,21 persen.
Tahukah kita jika Indonesia pernah mengalami inflasi yang parah pada tahun 1965 yang mencapai angka 592%. Sebenarnya, apa itu inflasi? Inflasi adalah kondisi di mana kenaikan harga barang dan jasa dalam interval waktu tertentu yang berlangsung secara terus menerus.
Di lain sisi, ada istilah deflasi dalam konteks ekonomi yang merupakan antitesis atau kebalikan dari inflasi. Deflasi adalah kondisi di mana harga jatuh dan nilai uang bertambah secara terus menerus. Oleh karena itu, istilah inflasi dan deflasi merupakan konsep penting dalam ekonomi makro.
Pengertian Inflasi
Mengutip dari buku Ekonomi Moneter Indonesia (2007) yang ditulis oleh Aji Supriyanto bahwa inflasi adalah peningkatan harga-harga secara umum dalam suatu perekonomian yang berlangsung secara terus-menerus.
Fenomena inflasi di suatu negara ini terjadi karena adanya kenaikan jumlah uang yang beredar atau kenaikan likuiditas dalam suatu perekonomian. Hal ini mengacu pada gejala umum yang dilahirkan oleh adanya eskalasi akumulasi uang beredar yang diduga telah menyebabkan adanya kenaikan dari harga.
Inflasi yang tinggi akan menjadi beban bagi semua pihak. Dengan inflasi, maka daya beli suatu mata uang menjadi lebih rendah atau menurun. Di lain sisi, dengan menurunnya daya beli mata uang, maka kemampuan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan hidupnya baik barang maupun jasa akan semakin rendah.
Dampak Inflasi
Inflasi ini secara faktual memberikan dampak positif dan negatif. Berikut merupakan penjelasan dari dampak positif dan negatif dari inflasi:
Dampak Positif:
· Inflasi dengan kuantitas yang ringan akan memberikan eskalasi perekonomian yang lebih baik
· Inflasi membawa keuntungan kepada debitur yang ditandai dengan pembayaran utang kepada kreditur nilai uang lebih rendah daripada ketika meminjam. Selain itu, yang diuntungkan dengan adanya inflasi adalah produsen. Mengapa demikian? karena pendapatan yang diperoleh lebih tinggi daripada biaya produksi.
Dampak Negatif:
· Inflasi yang masif akan memberikan regresi ekonomi dan sulit bertumbuh
· inflasi terhadap penurunan nilai mata uang akan merugikan berbagai lapisan masyarakat
· Inflasi memberikan kerugian bagi kreditur, karena nilai uang pengembalian utang debitur lebih rendah dibandingkan pada saat peminjaman
· Inflasi berdampak buruk terhadap Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Pemerintah (RAPBN/RAPBD)
Jenis Inflasi
Melansir dari buku Inflasi (2009) yang ditulis oleh Suseno dan Siti Astiyah bahwa ada beberapa jenis dari inflasi yang dilihat pada beberapa aspek, yakni:
A. Inflasi Berdasarkan Tingkatannya:
· Inflasi ringan: Di bawah 10% setahun
· Inflasi sedang: Antara 10%-30% setahun
· Inflasi berat: Antara 30%-100% setahun
· Hiperinflasi atau inflasi tidak terkendali: Di atas 100% setahun
B. Inflasi Berdasarkan Tempat Asalnya:
· Inflasi dari dalam negeri (domestic inflation): Inflasi yang berasal dari dalam negeri timbul, karena terjadinya defisit anggaran belanja yang dibiayai dengan cara mencetak uang baru dan gagalnya pasar yang berakibat harga bahan makanan menjadi mahal
· Inflasi dari luar negeri (imported inflation): Inflasi yang lahir sebagai akibat dari kenaikan harga barang impor. Hal ini terjadi karena tingginya biaya produksi barang di luar negeri atau adanya kenaikan tarif impor barang
C. Inflasi Berdasarkan Sebabnya:
· Demand inflation: Inflasi yang terjadi karena tingginya permintaan masyarakat terhadap berbagai barang dan jasa
· Cost inflation: Inflasi yang terjadi karena kenaikan biaya produksi
Penyebab Inflasi
Ada beberapa penyebab dari lahirnya inflasi di suatu negara dalam konteks ekonomi. Berikut penjelasannya:
· Inflasi yang disebabkan Faktor Permintaan (Demand Pull Inflation), yaitu inflasi yang terjadi karena permintaan timbul dari adanya pertambahan jumlah uang beredar dalam jangka pendek
· Inflasi Penawaran (Cost Push Inflation), yaitu inflasi yang terjadi karena faktor penawaran yang memantik eskalasi harga penawaran pada suatu komoditas tertentu
· Inflasi Campuran (Mixed Inflation), yaitu inflasi yang terjadi karena eskalasi permintaan dan penawaran tidak selaras dengan permintaan barang dan jasa
· Inflasi Ekspektasi (Expected Inflation), yaitu inflasi yang terjadi karena adanya faktor permintaan dan penawaran karena adanya ekspektasi dari praktisi ekonomi
Kesimpulannya, inflasi adalah suatu keadaan di mana terjadi kenaikan tingkat harga umum, baik barang dan jasa. Semoga membantu detikers!