Kategori
Bank Government Kebijakan Leadership Liputan Manajemen

Benarkah akumulasi inflasi di Indonesia sudah melampaui sebagian negara ASEAN?

Ini yang ditakutkan.. ..

Beberapa waktu yang lalu saya pernah katakan bahwa akumulasi inflasi di Indonesia sudah melampaui sebagian negara ASEAN.

Misalnya biaya tiket, akomodasi dan makanan di Malaysia mulai bersaing (baca: sama atau lebih murah) dibanding Indonesia.

Daya saing dalam menghadapi MEA menjadi berkurang karena beberapa faktor yang menyebabkan pariwisata pendidikan, bisnis, keluarga dan sebagainya di Indonesia menghadapi tantangan yang berat.

Walaupun begitu kita harus berusaha menekan biaya tinggi pada aspek Ipoleksosbud agar wisatawan-wisatawan mancanegara mau datang ke Indonesia.

Pada September 2022 terjadi inflasi sebesar 1,17 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 112,87. Dari 90 kota IHK, 88 kota mengalami inflasi dan 2 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Bukittinggi sebesar1,87 persen dengan IHK sebesar 114,45 dan terendah terjadi di Merauke sebesar 0,07 persen dengan IHK sebesar 109,49. Sementara deflasi tertinggi terjadi di Manokwari sebesar 0,64 persen dengan IHK sebesar 113,97 dan terendah terjadi di Timika sebesar 0,59 persen dengan IHK sebesar 113,87.

Inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya sebagian besar indeks kelompok pengeluaran, yaitu: kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 0,20 persen; kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakarrumah tangga sebesar 0,16 persen; kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,35 persen; kelompok kesehatan sebesar 0,57 persen; kelompok transportasi sebesar 8,88 persen; kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 0,31 persen; kelompok pendidikan sebesar 0,21 persen; kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 0,57 persen; dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 0,28 persen. Sementara kelompok pengeluaran yang mengalami penurunan indeks, yaitu: kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 0,30 persen serta kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,03 persen.

Tingkat inflasi tahun kalender (Januari–September) 2022 sebesar 4,84 persen dan tingkat inflasi tahun ke tahun (September 2022 terhadap September 2021) sebesar 5,95 persen. Komponen inti pada September 2022 mengalami inflasi sebesar 0,30 persen. Tingkat inflasi komponen inti tahun kalender (Januari–September) 2022 sebesar 2,81 persen dan tingkat inflasi komponen inti tahun ke tahun (September 2022 terhadap September 2021) sebesar 3,21 persen.

Tahukah kita jika Indonesia pernah mengalami inflasi yang parah pada tahun 1965 yang mencapai angka 592%. Sebenarnya, apa itu inflasi? Inflasi adalah kondisi di mana kenaikan harga barang dan jasa dalam interval waktu tertentu yang berlangsung secara terus menerus.

Di lain sisi, ada istilah deflasi dalam konteks ekonomi yang merupakan antitesis atau kebalikan dari inflasi. Deflasi adalah kondisi di mana harga jatuh dan nilai uang bertambah secara terus menerus. Oleh karena itu, istilah inflasi dan deflasi merupakan konsep penting dalam ekonomi makro.

Pengertian Inflasi
Mengutip dari buku Ekonomi Moneter Indonesia (2007) yang ditulis oleh Aji Supriyanto bahwa inflasi adalah peningkatan harga-harga secara umum dalam suatu perekonomian yang berlangsung secara terus-menerus.

Fenomena inflasi di suatu negara ini terjadi karena adanya kenaikan jumlah uang yang beredar atau kenaikan likuiditas dalam suatu perekonomian. Hal ini mengacu pada gejala umum yang dilahirkan oleh adanya eskalasi akumulasi uang beredar yang diduga telah menyebabkan adanya kenaikan dari harga.

Inflasi yang tinggi akan menjadi beban bagi semua pihak. Dengan inflasi, maka daya beli suatu mata uang menjadi lebih rendah atau menurun. Di lain sisi, dengan menurunnya daya beli mata uang, maka kemampuan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan hidupnya baik barang maupun jasa akan semakin rendah.

Dampak Inflasi
Inflasi ini secara faktual memberikan dampak positif dan negatif. Berikut merupakan penjelasan dari dampak positif dan negatif dari inflasi:

Dampak Positif:

· Inflasi dengan kuantitas yang ringan akan memberikan eskalasi perekonomian yang lebih baik

· Inflasi membawa keuntungan kepada debitur yang ditandai dengan pembayaran utang kepada kreditur nilai uang lebih rendah daripada ketika meminjam. Selain itu, yang diuntungkan dengan adanya inflasi adalah produsen. Mengapa demikian? karena pendapatan yang diperoleh lebih tinggi daripada biaya produksi.

Dampak Negatif:

· Inflasi yang masif akan memberikan regresi ekonomi dan sulit bertumbuh

· inflasi terhadap penurunan nilai mata uang akan merugikan berbagai lapisan masyarakat

· Inflasi memberikan kerugian bagi kreditur, karena nilai uang pengembalian utang debitur lebih rendah dibandingkan pada saat peminjaman

· Inflasi berdampak buruk terhadap Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Pemerintah (RAPBN/RAPBD)

Jenis Inflasi
Melansir dari buku Inflasi (2009) yang ditulis oleh Suseno dan Siti Astiyah bahwa ada beberapa jenis dari inflasi yang dilihat pada beberapa aspek, yakni:

A. Inflasi Berdasarkan Tingkatannya:
· Inflasi ringan: Di bawah 10% setahun

· Inflasi sedang: Antara 10%-30% setahun

· Inflasi berat: Antara 30%-100% setahun

· Hiperinflasi atau inflasi tidak terkendali: Di atas 100% setahun

B. Inflasi Berdasarkan Tempat Asalnya:
· Inflasi dari dalam negeri (domestic inflation): Inflasi yang berasal dari dalam negeri timbul, karena terjadinya defisit anggaran belanja yang dibiayai dengan cara mencetak uang baru dan gagalnya pasar yang berakibat harga bahan makanan menjadi mahal

· Inflasi dari luar negeri (imported inflation): Inflasi yang lahir sebagai akibat dari kenaikan harga barang impor. Hal ini terjadi karena tingginya biaya produksi barang di luar negeri atau adanya kenaikan tarif impor barang

C. Inflasi Berdasarkan Sebabnya:
· Demand inflation: Inflasi yang terjadi karena tingginya permintaan masyarakat terhadap berbagai barang dan jasa

· Cost inflation: Inflasi yang terjadi karena kenaikan biaya produksi

Penyebab Inflasi
Ada beberapa penyebab dari lahirnya inflasi di suatu negara dalam konteks ekonomi. Berikut penjelasannya:

· Inflasi yang disebabkan Faktor Permintaan (Demand Pull Inflation), yaitu inflasi yang terjadi karena permintaan timbul dari adanya pertambahan jumlah uang beredar dalam jangka pendek

· Inflasi Penawaran (Cost Push Inflation), yaitu inflasi yang terjadi karena faktor penawaran yang memantik eskalasi harga penawaran pada suatu komoditas tertentu

· Inflasi Campuran (Mixed Inflation), yaitu inflasi yang terjadi karena eskalasi permintaan dan penawaran tidak selaras dengan permintaan barang dan jasa

· Inflasi Ekspektasi (Expected Inflation), yaitu inflasi yang terjadi karena adanya faktor permintaan dan penawaran karena adanya ekspektasi dari praktisi ekonomi

Kesimpulannya, inflasi adalah suatu keadaan di mana terjadi kenaikan tingkat harga umum, baik barang dan jasa. Semoga membantu detikers!

Kategori
Bank Canda Government Jakarta Kebijakan Kehidupan Keluarga Kerja Leadership Manajemen Tokoh

Ekonomi meroket bukan berarti kita telah meletakkan tangan di bawah

Adakalanya ekonomi meroket bukan berarti kita telah meletakkan tangan di bawah dengan menggunakan metode yang digunakan dalam rangka meningkatkan imunitas tubuh manusia 😁🙏😀

Roket merupakan wahana luar angkasa, peluru kendali, atau kendaraan terbang yang mendapatkan dorongan melalui reaksi roket terhadap keluarnya secara cepat bahan fluida dari keluaran mesin roket. Aksi dari keluaran dalam ruang bakar dan nozle pengembang, mampu membuat gas mengalir dengan kecepatan hipersonik sehingga menimbulkan dorongan reaktif yang besar untuk roket (sebanding dengan reaksi balasan sesuai dengan Hukum Pergerakan Newton ke 3). Seringkali definisi roket digunakan untuk merujuk kepada mesin roket.

Presiden Joko Widodo ( Jokowi) sering membanggakan pertumbuhan ekonomi Indonesia menjadi salah satu terbaik di Asia. Pencapaian ini dinilai membanggakan karena dicapai di tengah ekonomi global masih mengalami perlambatan.

Namun demikian, meroketnya angka pertumbuhan ekonomi belum dirasakan dampaknya oleh masyarakat. Salah satu buktinya adalah daya beli masyarakat yang menurun sehingga menurunkan belanja ritel.Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), Hariyadi Sukamdani menyebut bahwa hampir semua perusahaan ritel mengeluhkan turunnya daya beli masyarakat pada Lebaran tahun ini. Penjualan berbagai produk, kata dia, jauh menurun dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.

taboola mid article

Direktur Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Enny Sri Hartati mengatakan, ada beberapa hal yang salah dalam pertumbuhan ekonomi yang dibanggakan Jokowi. salah satunya adalah faktor penyokong pertumbuhan.

Menurut Enny, pertumbuhan ekonomi selama ini hanya disokong oleh sektor jasa yang memberi nilai tambah kecil untuk masyarakat. Masyarakat hanya bisa menikmati proses operasional sektor jasa ini.

“Kecil sekali yang menikmati, sedangkan penyerapan tenaga kerja di sektor ini kecil. Teknologi juga banyak gunakan asing dan tidak dinikmati perekonomian dalam negeri,” kata Enny saat dihubungi merdeka.com di Jakarta, Jumat (21/7).

Selain itu, pertumbuhan ekonomi juga diklaim didorong oleh industri manufaktur. Namun, faktanya industri tersebut juga hanya jasa dan tidak memberi nilai tambah. Misalnya, industri otomotif dan elektronik yang hanya melakukan perakitan di dalam negeri. Selain itu, bahan baku industri dalam negeri juga banyak yang diimpor.

“Jadi kontribusi enggak dinikmati. Secara makro memang ada pertumbuhan. Ada sektor jasa tumbuh, tapi itu tidak memberi dampak signifikan. Jadi tidak match antara indikator makro dan kesejahteraan masyarakat,” tegasnya.

Enny menyarankan agar pemerintahan Jokowi-JK bisa menciptakan nilai tambah karena Indonesia adalah negara kaya. Pemerintah bisa memanfaatkan potensi yang ada seperti perikanan, kelautan, sumber daya alam lainnya.

“Misalnya, industri menciptakan nilai tambah dari perikanan dan kelautan. Mestinya industri memberikan nilai tambah yang bisa dinikmati masyarakat.”

Kata 5 Ahli Soal Ekonomi RI Meroket: Bagus atau Biasa Saja?

INFOGRAFIS, Kok Bisa RI Gak Bakal Terjerat Resesi? Foto: Infografis/ Resesi/ Edward Ricardo

Jakarta, CNBC Indonesia – Badan Pusat Statistik (BPS) baru saja mengumumkan realisasi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II 2022. Hasilnya memang menggembirakan dan membuat banyak pihak terpana.

Secara tahunan atau year on year (yoy), ekonomi tumbuh 5,44% dan dibandingkan kuartal sebelumnya (quarter-to-quarter/qtq), ekonomi tumbuh 3,72%.

Tapi bagaimana pandangan ekonom tanah air? Berikut ulasannya!

1. Irman Faiz (Bank Danamon)

Ekonomi Indonesia didorong oleh pertumbuhan konsumsi rumah tangga, terutama disebabkan oleh aktivitas yang tinggi ketika Hari Raya Idul Fitri. Dorongan berikutnya adalah dari ekspor karena lonjakan harga komoditas internasional.

Dari sisi sektoral, industri pengolahan (0,82%), transportasi (0,76%) perdagangan besar dan eceran (0,58%), serta komunikasi (0,50%) memberikan kontribusi besar terhadap perekonomian.

Kuartal III-2022, pertumbuhan ekonomi nasional diperkirakan akan lebih tinggi. Apalagi periode yang sama tahun lalu, ekonomi Indonesia cukup rendah akibat serangan covid-19 varian delta.

Data yang mendorong pertumbuhan ekonomi Juli hingga September 2022 salah satunya adalah PMI Manufaktur yang ekspansif di level 51,3. Sementara tekanan yang patut diwaspadai adalah ketegangan geopolitik, hingga akselerasi inflasi domestik yang lebih cepat.

“Kami masih optimis dengan prospek pertumbuhan PDB 5,1% yoy untuk keseluruhan tahun,” kata Irman.

Baca: Jauh dari Resesi! Ekonomi Indonesia Tumbuh 5,44%

2. Faisal Rachman (Bank Mandiri)

Langkah pemerintah yang melonggarkan mudik Lebaran membawa berkah ke perekonomian tanah air. Ini juga yang menjadi salah satu alasan tingginya konsumsi rumah tangga selama kuartal II-2022.

Secara lebih spesifik, tampak ada peningkatan untuk komponen makanan minuman (3,84%), pakaian, alas kaki dan jasa perawatan (5,38%), serta trasnportasi dan komunikasi (8,37%).

Faisal memperkirakan pertumbuhan ekonomi pada kuartal III-2022 akan meningkat bahkan bisa menembus di kisaran 6%.

“Konsumsi rumah tangga akan terus meningkat karena pelonggaran PPKM. Dengan konsumsi yang menguat maka produksi dan investasi akan meningkat. Pertumbuhan ekonomi pada kuartal III bisa mencapai kisaran 6% karena basis perhitungan yang rendah,” tutur Faisal dalam Macro Brief.

Faisal menambahkan inflasi akan menjadi risiko terbesar bagi pertumbuhan ekonomi kuartal III. Lonjakan inflasi bisa menggerus daya beli. Namun, dengan windfall dari lonjakan harga komoditas maka pemerintah diharapkan bisa menahan harga BBM sehingga laju inflasi bisa terjaga. Tambahan anggaran perlindungan sosial juga diharapkan bisa mengungkit daya beli masyarakat kurang mampu.

3. Handi Risza (Universitas Paramadina)

Menurut Handi, tingginya pertumbuhan konsumsi rumah tangga tidak hanya disebabkan oleh aktivitas Lebaran, namun juga program bantuan sosial (bansos) oleh pemerintah, untuk menjaga daya beli kelompok masyarakat bawah.

Ekspor yang masih tinggi dipengaruhi oleh lonjakan harga komoditas internasional.

Handi melihat ke depan risiko ekonomi bisa memukul kedua motor pendorong perekonomian tersebut. Seiring dengan ancaman stagflasi dan resesi pada beberapa negara. Dari dalam negeri yang patut diwaspadai adalah inflasi.

“Pemerintah perlu mengantisipasi perlambatan ekonomi global yang dapat berpengaruh pada kinerja ekspor, sementara disisi lain kenaikan inflasi dapat menahan konsumsi masyarakat. Selain itu, Pemerintah perlu membuat skala prioritas untuk pembiayaan proyek-proyek besar yang menghabiskan biaya besar. Kemudian mempersiapkan diri terhadap dampak ketidakpastian ekonomi global dan krisis ekonomi yang sudah di depan mata.”

4. Anton Hendranata (BRI)

Ekonomi pada kuartal II-2022 berada di aras ekspektasi pasar maupun regulator. Maka tak salah sepertinya apabila realisasi yang baru diumumkan oleh BPS tersebtu disebut super impressive.

“Jadi kalau melihat ini semestinya kita cukup optimis pemulihan ekonomi Indonesia sudah on the track walaupun negara maju ada di kuartal II pertumbuhannya semakin melambat. Indonesia bahkan lebih tinggi,” kata Anton.

Meski demikian, pemerintah harus tetap fokus sebab tantangan di kuartal selanjutnya semakin berat. Konsumsi yang menjadi penopang di dua kuartal terakhir harus dipertahankan.

“Kuartal III tetap harus hati-hati karena ada tekanan inflasi di global akibat komoditas energi yang naik signifikan,” jelasnya.

Apalagi negara mitra dagang utama Indonesia alami perlambatan ekonomi hingga resesi. Dampak yang kemudian timbul adalah permintaan terhadap barang dari tanah air akan ikut melemah.

Anton masih melihat ekonomi 2022 bisa di level 5%.

5. Willem Makaliwe, LM FEB UI

Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang mencapai 5,44% menurut Wilem sangat wajar. Di satu sisi ada peningkatan konsumsi akibat pelonggaran aktivitas ketika Hari Raya Idul Fitri dan di sisi lain harga komoditas internasional yang terus melambung ketika perang Rusia – Ukraina meletus.

Hal ini melanjutkan tren positif dari pemulihan ekonomi nasional sejak tahun lalu. Dalam dua kuartal terakhir saja ekonomi bisa tumbuh di atas 5%.

“Kalau kita sudah lebih dua kuartal positif, berarti kita dalam periode recovery,” kata Willem.

Tekanan akan semakin berat di kuartal selanjutnya. Satu hal yang mesti diwaspadai adalah China yang ekonominya terus memburuk.

“Perlu sangat hati-hati ekonomi China baik secara internal. Karena ada tema properti, ini bahaya. pada 1998, 2008. Properti kalau goyang akan pengaruhi banking. Salah satu yang kita sangat antisipasi adalah itu berjaga-jaga diri dan jangan terlalu confident,” pungkasnya.

Kategori
Bandung Business Corporate Innovation Jakarta Manajemen Proyek Transportasi Travel

Manajemen Transportasi: Merasakan hal yang berbeda saat menaiki rangkaian kereta api KA Argo Parahyangan.

Saya sering bolak balik sebagai Penumpang kereta api jurusan Stasiun Kereta Api Gambir – Stasiun Bandung serta merasakan hal yang berbeda saat menaiki rangkaian kereta api KA Argo Parahyangan.

Gerbong kereta yang saya naiki hari ini berbeda. Menaiki gerbong baru K3 2017 Ekonomi Premium yang dibuat PT Industri Kereta Api (Persero ) – Madiun / PT INKA.

PT Kereta Api Indonesia (Persero) terus memperkuat jumlah armada kereta. Hal ini dilakukan untuk melayani para penumpang kereta api yang jumlahnya dari tahun ke tahun terus meningkat.
Oleh karena itu, KAI telah memesan 6 rangkaian kereta seri terbaru dengan rincian 66 gerbong kereta K3 2017 Ekonomi Premium ke PT Industri Kereta Api (Persero) yang berbasis di Madiun, Jawa Timur.

Rinciannya, masing-masing rangkaian kereta terdiri dari 8 gerbong K3 2017 Ekonomi Premium, 2 Gerbong K3 2017 AC Diffabel dan 1 Gerbong MP3 atau gerbong kereta makan dan ada pembangkit tenaga listriknya.

Kontrak pengadaan 66 gerbong kereta senilai Rp 309 miliar.

“Kontraknya untuk 6 train set dengan jumlah 66 car (gerbong). Hari ini baru dilakukan inspeksi KA Lebaran oleh Kemenhub dan PT KAI,” ungkap Senior Manager Secretary, Public Relation dan CSR PT INKA, Cholik Mochamad Zam-Zam

Kategori
Bandung Ilmiah Innovation Kebijakan Kehidupan Manajemen Pemikiran Pengetahuan Telekomunikasi Telematika Tokoh

Digital Economy: Kata kuncinya bukan digital namun ekonomi yang memberdayakan masyarakat

Diskusi Digital Economy 28 Mei 2016 dengan bapak Eddy Satriya, Asisten Deputi Telematika dan Utilitas Menko Perekonomian dan Pak Dudi Abdurrahim, Kadis KUMKM Jabar

Era digital saat ini mulai berkembang menjadi fenomena yang menarik untuk dibahas karena semua kehidupan masyarakat mulai bergantung terhadap teknologi. Berawal dari revolusi industri 1.0 yang terjadi pada pertengahan abad ke-18 yang ditandai dengan penemuan mesin uap oleh James Watt. Pekerjaan yang semula dikerjakan oleh tenaga kerja manusia kemudian digantikan oleh mesin uap dalam menunjang proses produksi. Industrialisasi mulai berkembang pesat setelah ditemukannya energi listrik yang menandai lahirnya revolusi industri 1.0, produksi barang kebutuhan masyarakat dapat diproduksi dan didistribusikan ke berbagai wilayah secara lebih masif.

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat pada tahun 1969 menjadi pertanda munculnya revolusi industri 3.0 yang menggunakan kekuatan elektronik dan teknologi informasi dalam menunjang otomatisasi proses produksi. Dunia pun mengalami kemajuan akibat revolusi digital, karena dalam periode revolusi industri 3.0 ini dunia memperoleh internet dan interkonektivitas yang begitu cepat sehingga memungkinkan untuk menjelajahi dunia maya dan melihat berbagai sumber informasi suatu organisasi dengan jumlah besar atau disebut sebagai big data.

Paradigma industri baru pun muncul dengan ditandainya perluasaan penggunaan teknologi informasi di setiap rantai pasok yang memengaruhi aktivitas bisnis. Ada yang beranggapan bahwa perubahan tersebut menghasilkan terobosan yang lebih besar di era industri baru. Mereka menyebutnya sebagai revolusi industri 4.0 yang merupakan era transformasi digital dimana suatu teknologi memberikan keefisienan dalam melakukan segala aktivitas kehidupan yang berhubungan dengan ekonomi.

Industrialisasi ini didasarkan pada produktivitas yaitu dengan cara menggabungkan jaringan digital terhadap rantai pasok. Meskipun kemajuan teknologi secara fundamental tidak memberikan perubahan yang disruptive, namun hal ini berpengaruh terhadap konsep produksi, distribusi, dan khususnya bagaimana suatu perusahaan menghasilkan nilai tambah. Inilah sistem revolusi industri, tidak mudah untuk memastikan bahwa suatu peristiwa disebabkan dan dipengaruhi oleh fenomena lain.

Teknologi informasi yang semakin mudah untuk diakses menyebabkan semua orang dapat terhubung dalam jaringan sosial. Dengan sumber informasi yang melimpah hal ini justru menjadi potensi yang wajib untuk dikembangkan karena memberikan manfaat yang besar bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Munculnya berbagai inovasi mengakibatkan perubahan dengan ruang lingkup yang lebih luas pada semua sistem yang terjadi di setiap bidang industri. Sehingga hal ini mampu memberdayakan individu dan masyarakat dengan menciptakan peluang baru bagi ekonomi. Kondisi seperti inilah yang harus diterapkan oleh setiap negara apabila menginginkan tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi, terutama Indonesia yang memiliki jumlah populasi mencapai 161 juta orang menjadi asset yang berharga dalam

Kata kuncinya bukan digital namun ekonomi yang memberdayakan masyarakat terutama yang berpenghasilan kecil.

Kategori
Business E-Learning Ilmiah IMTelkom Innovation ITENAS Leadership Manajemen Pemikiran Pendidikan Telematika UPI Widyatama

“Knowledge Management” Di Era Ekonomi Berbasis Pengetahuan

Optimalisasi #HumanCapitalManagement (HCM) Melalui “Knowledge Management & e-Learning”

Perusahaan  merupakan  kolaborasi  antara  aset  tangible  dan  intangible dalam mencapai tujuan. Aset tangible    perusahaan dapat berupa berupa “Land, Labour and  Capital”.  Aset  tangible ini  mudah  dikembangkan  dengan meningkatkan kuantitas yang dimiliki oleh perusahaan tersebut. Aset intangible perusahaan  terintegrasi  melalui  labour  yaitu  dalam  proses  regenerasi  melalui sharing knowledge.

Dewasa ini adalah era knowledge based economy, di mana kekuatan inti suatu perusahaan terletak pada human capital. Persaingan antar perusahaan yang semakin  kompetitif  memunculkan  konsep  industri  yang  padat  pengetahuan dengan  menuntut  ketersediaan knowledge  worker  dalam  jumlah  besar  untuk mendukung  kemajuan  suatu  perusahaan. Human  capital  yang  sarat  akan pengetahuan ini memberikan nilai tambah dan meningkatkan produktivitas yang jauh lebih signifikan daripada faktor material seperti lahan atau modal semata.

·         Manfaat Pengetahuan

Francis Bacon pada abad ke – 15 mengungkapkan bahwa “knowledge is a power”. Bill Gates membuktikan kekuatan ilmu pengetahuan tersebut pada abad ke  –  20 melalui kemunculan Microsoft. Lompatan besar dalam knowledge ini mendongkrak kebangkitan teknologi informasi seperti Intel, IBM, Cisco, Lucent, dan Dell. Peter F. Drucker membenarkan pentingnya knowledge yang membawa perubahan besar pada kemajuan dunia modern.

Teori ekonomi modern yang digagas Paul Romer imendukung asumsi mengenai perlunya lembaga dan kebijakan negara memanfaatkan sains, teknologi, dan  inovasi  untuk  mendorong  economic  growth.  Model  Romer  dan  aplikasi empirisnya  menunjukkan  bahwa  inovasi  dan  adopsi  teknologi  pada  dasarnya melekat  di  dalam  pertumbuhan  ekonomi  yang  disebabkan  oleh  kombinasi investasi dalam bidang sains, teknologi, inovasi serta kebijakan yang padu.

Modal intelektual dapat bermanfaat melalui tiga perspektif,  yaitu:  manusia,  struktural,  dan  relasi.  Manfaat  knowledge  dalam  perspektif manusia adalah implicit knowledge yang mencakup skill (kompetensi dan keahlian seseorang dalam suatu bidang khusus) dan attitude(kejujuran, tanggung jawab, visioner,  disiplin,  kooperatif,  ulet  dan  tidak  mudah  menyerah).  Manfaat knowledge   dalam   perspektif   struktural   berupa   explicit   knowledge   yang menunjukkan  proses (sistem  kerja,  manajemen,  korporat,  komputerisasi  dan enterprising  ) serta budaya yang menjunjung tinggi etika. Manfaat knowledge management  dalam  perspektif  relasi  adalah  meningkatkan  kerjasama  antar jaringan, reputasi (pengakuan), dan customer capital (mengkomunikasikan ilmu pengetahuan dengan baik melalui lembaga pendidikan, birokrat, dan industri).

·         Manajemen Pengetahuan (Knowledge Management)

Knowledge  Management  adalah  merupakan  proses  sistematis  untuk menemukan, memilih, mengelola, menyaring dan menyajikan informasi dalam suatu  cara  yang  dapat  meningkatkan  pengetahuan  individu  dalam  suatu lingkungan. Knowledge management memungkinkan penciptaan,pencapaian dan penggunaan segala macam knowledge untuk mencapai tujuan bisnis.

Knowledge Management adalah pengelolaan pengetahuan organisasi untuk menciptakan nilai dan menghasilkan keunggulan bersaing atau kinerja prima. Melalui knowledge management, organisasi mengidentifikasikan pengetahuannya, lantas memanfaatkannya guna meningkatkan kinerja dan menghasilkan berbagai inovasi. Guna memperoleh knowledge management sebesar-besarnya, organisasi juga aktif mengidentifikasi dan mengakuisisi pengetahuan berkualitas yang ada di lingkungan eksternal organisasi.

Knowledge  management  dikelompokkan  ke  dalam  empat  arahan  yaitu pertama, sebagai pemrosesan informasi organisasi  (organizational information processing);  kedua,  inteligen  bisnis (business  intelligence);  ketiga,  kognisi organisasi (organizational cognition), dan keempat, pengembangan perusahaan (organizational development).

Peranan   knowledge   management   dapat   dilihat   dari   penggunaan pengetahuan  sebagai  basis  melahirkan  inovasi  juga  landasan  meningkatkan responsivitas  terhadap  kebutuhan  pelanggan  dan  stakeholders.  Selain  itu, pengetahuan juga menjadi basis yang meningkatkan produktivitas dan kompetensi karyawan  yang  telah  diberi  tanggung  jawab.  Secara  generik,  knowledge management dapat dipahami melalui aktivitasnya, yakni mengembangkan dan mempertahankan dinamika serta daya saing perusahaan yang bertumpu kepada sumber daya pengetahuan (knowledge assets). Jadi, sebenarnya, faktor intrinsik perbedaan kinerja antara perusahaan tadi adalah pengetahuan.

Para  pelaku  knowledge  management  cenderung  menggunakan  metode dalam menganalisis suatu proses, keadaan, dan aktivitas bisnis, di mana dalam proses analisis tersebut terdapat siklus atau aliran pengetahuan (knowledge flow). Pada akhirnya, mengatur suatu pengetahuan adalah suatu kebiasaan atau habit yang perlu ditumbuhkan.

 

Kategori
Business Ilmiah Innovation Leadership Lecture Manajemen Pemikiran Pendidikan Telematika Wirausaha

Ekonomi Berbasis Pengetahuan dan Kewajiban Baru Manajemen Sumber Daya Manusia


 

Dalam bukunya “HRM in Knowledge Economy”, Mark Lengnick-Hall dan Cynthia Lengnick-Hall mengatakan belakangan ini fungsi manajemen sumber daya manusia (SDM) di banyak organisasi bersifat dangkal. Mereka cenderung hanya berusaha melakukan pekerjaan rutin  secara lebih baik dan efisien daripada mengevaluasi peran dan kontribusi mereka dalam rangka menyongsong era bisnis baru menuju Human Capital Management (HCM).


Seiring dengan globalisasi, information-based, kemajuan teknologi, dan persaingan ketat, manajemen SDM dituntut meningkatkan kemampuan SDM-nya. Manajemen SDM akan menghadapi kewajiban-kewajiban baru di era bisnis masa kini, yaitu:

o   Membangun kapabilitas strategis

o   Memperluas batas

o   Mengelola peran baru

 

  • Membangun Kapabilitas Strategis

Organisasi pada era masa kini perlu membangun kapabilitas strategis, yaitu kapasitas untuk membuat value berdasarkan aset-aset intangible. Yang dimaksud dengan aset intangible adalah aset yang tidak terlihat, sulit dihitung, tidak ada dalam akunting, dan harus dikembangkan dari waktu ke waktu. Misalnya: pengetahuan teknologi, kesetiaan customer, proses bisnis dan lain-lain. Intangible aset inilah yang akan menentukan apakah perusahaan akan berhasil atau gagal.

Beberapa karakteristik perusahaan yang sudah mempunyai kapabilitas strategis adalah: kompetensi bisnis yang tinggi, kemampuan untuk menganalisis kondisi pasar, kemampuan mentransfer skill secara cepat dan akurat di perusahaan, dan lain-lain. Intinya, kapabilitas strategis adalah kesiapan pada saat ini dan kemampuan beradaptasi pada masa depan.

Kapabilitas strategis diperoleh melalui proses penciptaan, pertukaran, dan mengumpulkan pengetahuan yang membangun kapabilitas individu dan organisasi untuk memberi hasil yang terbaik bagi pelanggan. Kapabilitas strategis terdiri dari tiga komponen yang terkait dengan SDM, yaitu: human capital (skill dan kompetensi individu/organisasi), structural capital (arsitektur organisasi dan proses manajerial), dan relationship capital (hubungan interpersonal di organisasi). Manajemen SDM harus berkontribusi dengan menciptakan dan memelihara ketiga komponen kapabilitas strategis ini melalui program, praktek, dan kebijakan yang mendukung.


  • Memperluas Batas

Orang sering berpikir bahwa tugas manajemen SDM adalah merekrut, mempromosikan, melatih, memecat dan seterusnya serta fungsi manajemen SDM adalah hanya merupakan organisasi tunggal. Jadi menurut pandangan tersebut, manajemen SDM adalah fungsi internal perusahaan. Jarang orang berpikir bahwa manajemen SDM (termasuk program, praktek, dan kebijakannya) bisa diterapkan ke supplier atau distributor, bahkan ke pelanggan. Hal ini akan menjadi keharusan dalam perkembangan era ekonomi pengetahuan (knowledge economy). Dengan memperluas batas dari perusahaan ke supplier, distibutor, dan pelanggan, manajemen SDM bisa mempunyai pengaruh yang lebih dan signifikan di organisasi. Pada dasarnya, dengan memperluas batas, manajemen SDM menggunakan kemampuan mereka untuk membantu organisasi memberi pengaruh ke pelanggan, supplier, dan seluruh pegawai yang menjalankan aktivitas organisasi.


  • Mengelola Peran Baru

Berdasarkan pandangan lama, peran manajemen SDM adalah menarik dan menyeleksi calon pegawai, mengembangkan manajemen performansi dan sistem kompensasi untuk menyelaraskan tingkah laku pegawai dengan tujuan organisasi, dan mengembangkan dan me-retensi pegawai sesuai dengan kebutuhan organisasi.

Peran manajemen SDM seperti itu dalam era ekonomi pengetahuan tidaklah cukup. Bukan berarti manajemen SDM tidak akan melakukan fungsi-fungsi tersebut, peran ini tetap akan dilakukan. Bagaimanapun, untuk mengelola SDM di masa depan, manajemen SDM perlu mengadopsi peran baru untuk menghadapi tantangan.

Tetap bertahan di fungsional birokrasi semata akan menyebabkan fungsi manajemen SDM menjadi kurang efektif dalam organisasi. Kegagalan untuk berubah sesuai dengan tuntutan ekonomi akan menjadikan manajemen SDM kurang penting, di mana tantangan-tantangan baru seperti manajemen pengetahuan (knowledge management) dan pengembangan SDM akan diperankan di tempat lain dalam organisasi. Tetapi hal ini tidak perlu terjadi. Pada kenyataannya, SDM adalah sumber logis dari tantangan-tantangan baru ini.  

Bagaimanapun, untuk menjadi bagian dari solusi dan bukan menjadi kendala, manajemen SDM harus keluar dari birokrasi masa lalu. Ini memerlukan pergeseran paradigma bahwa manajemen SDM tidak hanya sekadar menjalankan fungsi dan proses, tetapi lebih kepada peran.

Definisi peran dalam organisasi adalah tanggung jawab, hubungan, dan area kontribusi, serta harapan-harapan. Peran bisa dianalogikan sebagai pernyataan visi organisasi. Dengan mengelola peran, manajemen SDM memberi kontribusi lebih untuk kesuksesan organisasi. Ini berarti paradigma manajemen SDM telah berubah dari fungsi dan proses menjadi hasil dan pencapaian.

 

Kategori
Business Innovation Kebijakan Leadership Manajemen Pendidikan Proyek Tokoh Wirausaha

Kemana perginya EsEmKa? Mirip Hikayat Kelahiran Mobil Listrik Pertama di Amerika

Pupus sudah harapan Walikota Solo dan komunitas SMK yang membangun mobil EsEmKa ketika belum lulus Uji Emisi  Euro 2 di Balai Thermodinamika Motal dan Propulsi (BTMP), Serpong, Tangerang. Dikuti dari Tribun News 2 Maret 2012Jokowi dan Rudy, Wali Kota dan Wakil Wali Kota Solo kecewa karena Esemka tak lolos uji emisi. Pasalnya dari 11 item yang diujikan, Esemka, mobil rakitan anak bangsa itu, gagal pada dua item.
Pertama, Esemka gagal pada standar gas buang karbonmonoksida yang seharusnya (CO) 5 gram/km dan HC+NOx standar 0,70 gram/km, namun terbukti CO-nya 11,63 gram/km dan HC+NOx sebesar 2,69 gram/km. Kegagalan kedua yakni tingkat terang lampu, seharusnya 12.000 candle (CD), namun lampu Esemka hanya mampu bersinar pada 10.900 CD, lampu kanan dan sebelah kiri 6.700 CD. Standar-standar itu mengacu pada Kepmen KLHJ No 04/2009 tentang Ambang Batas Emisi Gas Buang untuk Kendaraan Bermotor Tipe Baru.
Terlepas dari masalah, saya jadi teringat kejadian ini Mirip Hikayat Kelahiran Mobil Listrik Pertama di Amerika. Cerita sebagian besar diungkap selama kurun tahun 1990-an, ketika beberapa produsen mobil, termasuk General Motors, yang didorong untuk mengejar masa depan mobil yang bersih. Pada tahun 1990 “California Air Resources Board” mengadopsi mandat “Kendaraan Nol Emisi” dalam upaya untuk memaksa perusahaan mobil untuk memproduksi kendaraan bebas gas buang. Idenya sederhana: “Kita jangan tersedak sampai mati di limbah polusi kita sendiri”. Tujuan itu tampaknya sederhana: pada tahun 1998, 2 persen dari semua mobil baru yang dijual di pasar kendaraan terbesar di negara itu akan tanpa gas-buang, sehingga membuat gaya hidup California lebih ramah lingkungan. 
Henry Ford dan minyak murah membantu mencegah mobil listrik dipergunakan di jalan-jalan Amerika, meninggalkan sistem jalan raya yang tumbuh cepat dengan mesin yang memuntahkan polusi pembakaran internal. Dalam film berjudul “Siapa yang Membunuh Mobil Listrik,?” (Who Killed the Electric Car?) bergerak cepat antara wawancara dan  tayangan visual yang mengejutkan,  menjabarkan bagaimana “kisah cinta negara AS dengan mobil haus bensin”, serta berubah menjadi cinta buta. Pada tahun 1950-an, dimana Jack Kerouac dan James Dean bersinar,  pejalan kaki Los Angeles yang menerjang jalan-jalan kota terlihat menutupi mulut mereka dengan sapu tangan, mencoba untuk menyaring udara. Beberapa dekade kemudian, negara mengambil tindakan berani untuk mencegah polusi dari kendaraan bermotor. Apa yang terjadi selanjutnya, Mr Paine menjelaskan, adalah kisah adanya keserakahan korporasi dan korupsi pemerintah, berhadapan dengan semangat idealisme dan kemarahan. 
Inipun kelihatannya terjadi di Indonesia dengan mobil EsEmKa. Banyak orang yang masih ingin menikmati “Kursi Empuk” (Comfort Zone), sehingga belum rela melihat mobil “Produk Indonesia” menggelinding di jalan raya. Pertarungannya bukan hanya level emisi yang harus dipenuhi, tapi akan merupan pertarungan “David vs Goliath” otomotif di Indonesia. Memang banyak pertaruhannya, menurut majalah Kontan, Indonesia menjadi harapan pertumbuhan industri otomotif dunia yang sedang sendu. Setelah China, industri otomotif dunia melirik pasar mobil yang menggiurkan di Nusantara, apalagi Indonesia memiliki populasi penduduk terbanyak di Asia Tenggara.
Analis dari IHS Otomotif dan JPMorgan Chase & Co menyebutkan, industri otomotif saat ini saja sudah menikmati kenaikan pendapatan warga Indonesia. “Pasar mobil Indonesia berada di ambang booming,” kata Jessada Thongpak, analis senior di IHS Otomotif. Jessada menuturkan, Indonesia menjadi incaran produk otomotif karena mencatat pertumbuhan ekonomi dengan kondisi inflasi rendah dan suku bunga yang stabil. Ia berani memprediksikan, penjualan mobil di Indonesia akan melesat hingga 50% dalam lima tahun ke depan.
Adalah suatu kewajiban kita dari kalangan “Academic, Business & Government/ABG” (Akademisi, Bisnis dan Pemerintah) melihat secara jernih “Mau Dibawa Kemana” industri otomotif Indonesia. Apakah membiarkan EsEmKa “Layu Sebelum Berkembang” atau kita berani mendorongnya  dari “Ulat, Kepompong menjadi Kupu-Kupu” otomotif Indonesia?
Artikel Terkait:
Kategori
Business Innovation Leadership Manajemen Pemikiran Pendidikan Pribadi Tokoh

Formula Einstein dan Penerapannya Pada Prinsip Ekonomi

Formula Einstein E = mc2 dapat diterapkan pada prinsip ekonomi. Dengan sedikit adaptasi teori, kita ketahui, perubahan salah satu kekuatan/energi ekonomi ke bentuk lain dari kekuatan/energi ekonomi tidak dapat mengubah jumlah total ekonomi. Prinsip dasar ekonomi yang mengambil keuntungan/laba besar dari modal/saham kecil hanya dapat diterapkan pada waktu dan atau wilayah sangat terbatas.

Pada jurnal berjudul “The Great Depression. George Bush vs Einstein on economic policy“, dikatakan bahwa Albert Einstein adalah salah satu matematikawan terbesar abad  ini. Jurnal tersebut menentang klaim yang dilakukan oleh Ronald Reagan atau George W. Bush perihal pertumbuhan ekonomi. Ayahnya, George Bush Senior, menyebut “teori ekonomi menetes turun” (trickle down economic theory) sebagai ‘ekonomi voodoo’ ketika ia menantang Reagan untuk nominasi partainya, tapi menjadi “diam” setelah terpilih menjadi Wakil Presiden. Menurut Einstein  “teori ekonomi menetes turun” (trickle down economic theory) adalah kebijakan ekonomi yang tidak layak sama sekali, juga bukan cara untuk menciptakan pekerjaan. Ini hanya transfer atau pemindahan kekayaan, dengan konsekuensi adanya bencana termasuk pada akhirnya, hilangnya manfaat dan keuntungan bagi banyak fihak. Reaganomics, seperti yang akhirnya disebut, membutuhkan waktu sekitar lima belas tahun untuk mulai menghancurkan perekonomian sehingga berdampak sistemik berdasarkan yang dialami kita sekarang.

“Depresi Besar (Great Depression)” adalah kejadian yang biasa dalam perekonomian Amerika tahun 1800-an. Berulang secara berkala sepanjang abad, membawa kesedihan bagi bangsa di dunia lagi dan lagi. Depresi Besar yang paling terkenal, dimana orang biasanya merujuk saat menggunakan istilah ini, adalah depresi terkenal yang berlangsung sepanjang dekade tiga puluhan.

Karena analisis ekonomi melibatkan matematika dan angka-angka, Albert Einstein menggunakan bakatnya untuk menganalisis penyebab “Depresi Besar” ini. Apa yang dia temukan adalah bahwa Depresi Besar disebabkan oleh apa yang disebut sebagai “pekerja yang dibayar murah serta tidak memberikan dampak pasar yang menguntungkan” (yang menyebabkan hilangnya keuntungan dan aset di zaman itu) serta “motif keuntungan, dalam hubungannya dengan kompetisi di antara kapitalis yang bertanggung jawab dalam akumulasi ketidakstabilan  dan penggunaan modal yang mengarah ke depresi yang semakin parah”.

Apa yang dimaksud di sini adalah begitu banyak uang menumpuk di atas karena para kapitalis bersaing keras untuk dapat menjadi orang terkaya yang akhirnya bagian bawah perekonomian jatuh dan ambruk, dimana pasar tidak lagi dapat didukung karena ketidakseimbangan dalam distribusi kekayaan. Hal ini menghasilkan kejenuhan barang di pasar yang tidak dapat dijual serta menghasilkan deflasi harga yang mengakibatkan hilangnya keuntungan. Selanjutnya mengarah pada pemutusan hubungan kerja (PHK)  yang kemudian berakibat kerusakan lebih lanjut di pasar sebagai spiral ekonomi yang mengarah menjadi bencana.

Depresi besar tidak disebabkan oleh gelembung pasar saham yang meledak, melainkan hanyal reaksi terhadap keruntuhan di pasar (gejala dan bukan sebab). Depresi Besar disebabkan oleh transfer besar kekayaan pada sebuah minoritas kecil di puncak piramida, yang seperti Einstein katakan. Penyebab ‘ketidakstabilan’ dalam ‘pemanfaatan modal’  kemudian menghasilkan ‘depresi semakin parah’ yang  berkorelasi langsung dengan tingkat ketidaksetaraan pendapatan yang telah berkembang di masyarakat.