Kategori
Business Corporate Diklat E-Learning Leadership Manajemen Training

Narasumber “Designing Management Development Program (MDP)” untuk sebuah Perusahaan Terkemuka

Pengembangan Manajemen eksekutif merupakan bidang manajemen sumber daya manusia yang menonjol dan sebelumnya dikenal sebagai revolusi manajemen. Management Development Program (MDP) adalah training yang dirancang untuk mempererat hubungan antar manajer di semua level (bawahan manajemen eksekutif). Tujuan dari program ini adalah untuk mengubah manajer yang termasuk dalam level manajemen menengah menjadi pemimpin yang sukses. Hal ini memungkinkan karyawan di tingkat manajerial untuk memperoleh kemampuan untuk memotivasi orang lain, sehingga memungkinkan mereka untuk mengelola tim mereka secara efektif.

Tujuan program pengembangan manajemen:

Mendorong kemampuan untuk mengawasi, mengatur, merencanakan, memimpin dan memotivasi dengan demikian, meningkatkan pengetahuan dan keterampilan;

Mengembangkan rasa saling percaya, kerjasama dan pengertian untuk mendorong kerjasama tim:Meningkatkan kemampuan pengambilan keputusan berkaitan dengan kepuasan pelanggan, hubungan dengan karyawan dan vendor dan produktivitas organisasi:

  • Memastikan pertumbuhan pribadi yang melibatkan peningkatan masa kerja karyawan manajerial dan membentuk karir masa depan mereka dengan memberi mereka ruang untuk berkembang;
  • Mengembangkan rencana suksesi untuk menghasilkan posisi manajerial masa depan dalam organisasi;
  • Menyiapkan strategi ekspansi bisnis baru;
  • Mempromosikan moral yang tinggi dan lingkungan organisasi yang baik untuk

Merancang program pengembangan manajemen memerlukan pendekatan terstruktur yang mempertimbangkan kebutuhan organisasi, tujuan program, dan kebutuhan pembelajaran peserta. Berikut beberapa langkah yang dapat membantu memandu proses desain:

  • Melakukan analisis kebutuhan: Sebelum merancang program, penting untuk mengidentifikasi kebutuhan spesifik organisasi dan keterampilan serta pengetahuan yang dibutuhkan para manajernya. Hal ini mungkin melibatkan pengumpulan data melalui survei, wawancara, kelompok fokus, atau metode lainnya.
  • Tentukan tujuan program: Setelah kebutuhan teridentifikasi, penting untuk menentukan tujuan spesifik program. Hal ini mungkin termasuk meningkatkan keterampilan kepemimpinan, meningkatkan kemampuan pengambilan keputusan, atau mengembangkan kompetensi tertentu.
  • Pilih konten program: Berdasarkan analisis kebutuhan dan tujuan program, pilih konten yang akan tercakup dalam program. Ini mungkin mencakup topik seperti perencanaan strategis, komunikasi, pembangunan tim, atau manajemen keuangan.
  • Pilih format program: Tentukan format program, yang mungkin mencakup pengajaran di kelas, pembelajaran online, lokakarya, pembinaan, atau pendampingan.
    Mengembangkan materi program: Membuat materi program seperti handout, presentasi, studi kasus, dan sumber daya lainnya yang akan mendukung tujuan pembelajaran program.
  • Pilih instruktur atau fasilitator: Pilih instruktur atau fasilitator yang memiliki keahlian dan pengalaman untuk menyampaikan konten program secara efektif.
    Tetapkan kriteria evaluasi: Tetapkan kriteria untuk mengevaluasi efektivitas program. Hal ini mungkin mencakup umpan balik peserta, umpan balik manajer, dan metrik seperti perubahan kinerja atau produktivitas.
  • Melaksanakan program: Luncurkan program dan berikan dukungan berkelanjutan kepada peserta untuk memastikan keberhasilan mereka.
    Mengevaluasi dan menyesuaikan program: Evaluasi program secara terus-menerus untuk mengidentifikasi area yang perlu ditingkatkan dan disesuaikan jika diperlukan.

Dengan mengikuti langkah-langkah berikut, Anda dapat merancang program pengembangan manajemen yang memenuhi kebutuhan organisasi Anda dan membantu mengembangkan keterampilan dan kemampuan para manajernya.

Kategori
Bandung Bank Business Corporate Innovation Kuliah Lecture Manajemen Widyatama Wirausaha

Program Wira Usaha Mandiri adalah bagian dari CSR berbasiskan “Multi Stakeholder Engagement”

Wirausaha Muda Mandiri
Sebagai wujud konsistensi dalam mendukung tumbuh kembang wirausahawan muda Indonesia dari kalangan terdidik (mahasiswa maupun alumni), Bank Mandiri kembali menyelenggarakan Program Wirausaha Muda Mandiri (WMM).

Tentang Wirausaha Muda Mandiri
Wirausaha Muda Mandiri (WMM) merupakan program CSR utama Bank Mandiri yang telah dilaksanakan sejak tahun 2007 dan bertujuan untuk membantu pemerintah dalam menumbuh kembangkan kewirausahaan di Indonesia khususnya di kalangan generasi muda.

Tujuan
Apresiasi Bank Mandiri kepada para pengusaha muda yang berprestasi:

  • Apresiasi Bank Mandiri kepada para pengusaha muda yang berprestasi
  • Sharing pengalaman bisnis dan kesempatan bisnis untuk pegawai yang mendekati masa pensiun
  • Menciptakan role model untuk meluarkan virus kewirausahaan
  • Memberikan motivasi dan mendukung program Kementrian UKM dalam meningkatkan UMKM berkualitas di Indonesia

Latar Belakang
Pertumbuhan wirasuaha muda dapat memicu inovasi baru yang dapat dimanfaatkan untuk memeratakan pembangunan serta kesejahteraan Indonesia

  • Wirausaha/ entrepreneur merupakan elemen penting perekonomian suatu negara dan merupakan salah satu indikator kemajuan ekonomi suatu negara
  • Berkembangnya wirausaha lokal menjadi sarana pengentasan kemiskinan melalui penciptaan lapangan kerja baru
  • Pertumbuhan kewirausahaan dapat memicu inovasi baru yang dapat dimanfaatkan untuk memeratakan pembangunan serta kesejahteraan
    Indonesia memiliki surplus demografi di usia produktif yang memiliki potensi untuk dikembangkan
  • Semakin banyak pengusaha yang muncul dan tumbuh akan semakin menguntungkan bagi bisnis perbankan

WMM Award
Ajang penghargaan kompetisi Wirausaha Muda Mandiri bagi para finalis WMM yang telah mengikuti serangkaian tahapan penjurian

Sebagai bentuk kontribusi dalam pertumbuhan ekonomi serta tumbuh kembang wirausahawan di Indonesia, Bank Mandiri menyelenggarakan Program Wirausaha Muda Mandiri (WMM). WMM merupakan kompetisi wirausaha nasional yang ditujukan untuk mencari bibit pengusaha muda potensial yang turut berperan dalam pengembangan kewirausahaan di Indonesia agar juga dapat bersaing secara global. Program WMM diharapkan mampu memberikan inspirasi bagi generasi muda, agar menjadi generasi pencipta lapangan kerja yang peduli dan mau berkontribusi dalam pembangunan nasional.

Program WMM memiliki rangkaian proses yang panjang mulai dari seleksi administratif, seleksi lapangan, penjurian wilayah, pembekalan finalis, penjurian nasional, hingga yang terakhir pemberian penghargaan. Penghargaan Wirausaha Muda Mandiri (WMM) adalah acara puncak dan penyerahan penghargaan program Wirausaha Muda Mandiri (WMM) selalu ada di setiap tahunnya. Kategori penghargaan tersebut terdiri dari bidang industri perdagangan dan jasa, boga dan sosial, kreatif, teknologi digital, teknologi non digital, digital financial technology, dan sosial. Penghargaan tersebut akan diserahkan langsung oleh Presiden Republik Indonesia Joko Widodo yang didampingi oleh Jajaran Direksi Bank Mandiri

WMM Expo
Kegiatan pameran yang diikuti oleh finalis dan alumni WMM yang bertujuan untuk meningkatkan dan mempromosikan product serta branding awareness finalis dan alumni WMM agar lebih dikenal oleh masyarakat

Selain penghargaan, Mandiri juga menggelar expo yang diikuti oleh wirausahawan muda dan mitra binaan Mandiri. Wirausaha Muda Mandiri Expo adalah salah satu rangkaian dari Program Penghargaan WMM yang menghadirkan profil usaha serta aneka produk dan jasa yang ditawarkan oleh para finalis juga para alumni program WMM dari tahun-tahun sebelumnya. Kegiatan yang diselenggarakan ini merupakan bagian dari wujud kepedulian Bank Mandiri terhadap pengembangan UMKM (Usaha Mikro, Kecil dan Menengah) yang menjadi salah satu pilar perekonomian Indonesia.

Tujuan Expo Wirausaha Muda Mandiri adalah untuk memfasilitasi sekaligus mempromosikan produk dan jasa para generasi muda yang berprestasi dan mengikuti program WMM agar dapat mengembangkan usahanya. Kegiatan ini juga ditujukan sebagai wadah sharing informasi dan pengetahuan baru terkait dunia kewirausahaan.

Saya melihat apa yang dilakukan Bank Mandiri yang mengikuti Program Wira Usaha Mandiri adalah bagian dari CSR berbasiskan “Multi Stakeholder Engagement Program” (Program Pelibatan Banyak Pemangku Kepentingan) dari Kewirausahaan pada Perguruan Tinggi. Bank Mandiri mencoba melibatkan sebanyak-banyak “key stakeholder” yang secara pareto dapat memberikan impak terbesar terhadap nyawa dan jiwa kewirausahaan.



Kategori
Business Corporate Kebijakan Kerja Leadership Manajemen Marketing Proyek Wirausaha

12 Langkah Program Penyelamatan (Turnaround) Perusahaan

Tatkala krisis melanda, banyak perusahaan gulung tikar, atau paling tidak mesti segera bebenah diri. Pelbagai inisiatif penyelamatan perusahaan mulai dilakukan, perampingan, streamlining, program rasionalisasi, merger (penggabungan unit-unit usaha) dan lain sebagainya yang pada intinya adalah demi mereposisi bisnis-modelnya agar kembali menjadi menguntungkan.

Bagaimana para pemimpin bisnis dan para manajernya yang mengelola ratusan bahkan ribuan karyawan yang tersebar dipelbagai kantor cabang bisa membalikkan kinerja perusahaan menjadi positif kembali. Inilah persoalan besar yang saat ini banyak melanda entitas bisnis di tanah air.

Meneruskan suatu perusahaan yang sedang dalam grafik menurun memang merupakan suatu tantangan tersendiri. Modal dasar bagi Anda para pemimpin bisnis dan para manajer yang penting tidaklah patah semangat dan bahkan terus mau mencari jalan untuk mengembalikan kejayaan usaha yang telah dirintis selama ini dengan menjalankan langkah-langkah berikut:

Untuk selanjutnya, silahkan ikuti detil dari 12 Langkah Program Penyelamatan (Turnaround) Perusahaan di tulisan berikutnya 🙂

Kategori
Business Grameen Ilmiah IMTelkom Innovation Kuliah Leadership Lecture Manajemen Pemikiran Pendidikan Telekomunikasi Telematika Tokoh Wirausaha

Muhammad Yunus dan Keberhasilan Program Telepon Pedesaan (Village Phone) Grameen Telecom

 
Dikutip dari Tesis Djadja Sardjana (IMTelkom, 2008), “Village Phone” dari Grameen Telecom merupakan proyek percobaan dari Grameen yang didirikan Muhammad Yunus yang pada  tahun 2000 melibatkan 950 Village Phones yang menyediakan akses telepon kepada lebih dari 65,000 orang. Wanita-wanita desa/kampung mengakses kredit mikro untuk memperoleh pelayanan telepon selular GSM dan sesudah itu menjual lagi pelayanan tersebut di desa/kampung mereka. Grameen Telecom memperkirakan  bahwa ketika programnya selesai, akan ada 40,000 operator “Village Phone” dengan  laba bersih $24 juta USD tiap tahun. 
 
Program Village Phone muncul sebagai solusi teknis terbaik yang tersedia untuk akses telekomunikasi universal pedesaan sesuai dengan keadaan Regulasi Telekomunikasi Bangladesh  dan kondisi ekonomi saat itu. Program “Village Phone” adalah suatu solusi organisatoris dan teknis untuk akses telekomunikasi pedesaan yang dibutuhkan oleh suatu lingkungan dengan regulasi telekomunikasi yang tidak mendukung bagi percepatan infrastruktur telekomunikasi pedesaan. 
 
Konsep dari “akses yang universal” bukanlah sesuatu yang netral terhadap gender. Di dalam kasus dari Bangladesh ini, jenis kelamin dari operator “Village Phone” dan penempatan secara fisik dari telepon di dalam suatu desa/kampung yang tersegmentasi secara gender dapat menghalangi atau memperbaiki akses wanita-wanita untuk menelpon karena alasan religius. Biasanya Kantor Cabang Grameen menempatkan satu lokasi operator wanita yang akan menyediakan suatu ruang yang bisa diterima untuk wanita-wanita desa/kampung yang lain untuk mengakses telepon. Dari sudut pandang pendapatan dan laba, adalah penting untuk memastikan bahwa “Village Phone” secara penuh dapat diakses oleh seluruh populasi desa/kampung,  jika 50% dari pemakai berdasarkan gender menghadapi rintangan sosial budaya untuk menelpon, maka suatu arus pendapatan yang penting telah lenyap. 
 
“Village Phone” bertindak sebagai suatu instrumen yang tangguh untuk mengurangi resiko  dalam pengiriman uang dari para anggota keluarga para pekerja di Dhaka City dan yang bekerja di luar negeri, serta untuk membantu orang desa di dalam memperoleh informasi akurat tentang kurs valuta asing. Mengirim uang tunai dari suatu negara Timur Tengah ke suatu desa/kampung di Banglades adalah penuh resiko; pengiriman uang seperti itu adlah faktor pokok yang membuat laku/laris untuk pemakaian telepon. Mengurangi resiko dari pengiriman uang dari para pekerja di luar negeri mempunyai implikasi penting untuk penduduk rumah tangga dan pedesaan di Bangladesh. Di tingkatan yang mikro, pengiriman uang cenderung untuk digunakan untuk biaya rumah tangga sehari-hari seperti makanan, pakaian dan pelayanan kesehatan. Pengiriman uang seperti itu satu faktor yang penting dalam memenuhi penghidupan rumah tangga, dan dapat meningkatkan porsi yang penting dari penghasilan rumah tangga. Begitu penghidupan dipenuhi, pengiriman uang cenderung untuk digunakan untuk “investasi-investasi produktif,” atau untuk uang tabungan.
 
Panggilan-panggilan telepon kepada keluarga dan para teman sering melibatkan pertukaran informasi tentang harga pasar, daftar biaya pengiriman barang-barang,  tren pasar dan pertukaran valuta. Hal ini  membuat “Village Phone” satu alat yang penting untuk membuka peluang usaha rumah tangga dalam mengambil informasi pasar untuk meningkatkat keuntungan dan mengurangi biaya produktif. 
 
Pelayanan telepon pedesaan di Bangladesh adalah sangat menguntungkan karena regulasi yang ada saat itu (ketiadaan interkoneksi menjadi penghalang yang paling besar), sehingga operator telekomunikasi tidak mampu untuk mengimbangi permintaan untuk jasa telekomunikasi antar operator. Telepon-telepon di dalam program Grameen Telecom Village Phone menghasilkan tiga kali pendapatan untuk pelayanan selular pedesaan ($100/bulan lawan $30/bulan). Bahkan, satu pesaing operator telekomunikasi di BangladeshPemangku kepentingan melaporkan mempunyai pendapatan dari 12,000 sama dengan pendapatan dari 1,500 “Village Phone”. 
 
Teknologi telepon genggam GSM adalah suatu solusi yang mahal untuk akses  universal di daerah pedesaan Bangladesh. Liputan selular ini terbatas untuk daerah pedesaan serta hanya menguntungkan di bawah regulasi telekomunikasi yang sehat – ketika lingkungan yang regulasi diperbaiki, teknologi selular tidak akan menjadi alat paling efisien dan sehat dalam menyediakan servis yang universal. Teknologi telepon genggam GSM juga menempatkan tarif-tarif jauh lebih tinggi pada para pemakai telepon pedesaan dibanding “Wireless Local Loop” (WLL) teknologi. Tanpa perbaikan-perbaikan pada regulasi, teknologi selular adalah suatu solusi yang praktis. Juga, teknologi selular sekarang ini bukan suatu opsi yang sehat untuk hubungan email/Internet/data yang murah. WLL dan opsi lain dapat menyediakan secara luas dan jauh lebih baik dengan ongkos pelayanan lebih murah. 
 
Kategori
Business Leadership Lecture Manajemen Pemikiran Pendidikan Telematika Wirausaha

My Report Speech on “International Training Program on Information and Communication Technology Support for Palestinian SMEs Development”

 
Excellencies,
 
Ladies and Gentlemen,
 
On behalf of the COMLABS Bandung Institut of Technology I wish you warmly pleased to our report of “International Training Program on Information and Communication Technology Support for Palestinian SMEs Development” at  Bandung from 19 – 27 September 2012. I am very pleased to see such a distinguished audience today here in the collaboration venue of the Ministry of Foreign Affairs and Bandung Institut of Technology. With this Training we want to remind the quote of Ambassador Suprapto Martosetomo, Special Advisor to the Minister on Institutional Relations, the Ministry of Foreign Affairs in his Opening Remarks (19/09/12) underlined the importance of independent Palestine not only politically, but also in social-economic development so that the future of Palestine state will be viable and enduring.  “One of the concrete ways to support economic development is through the significant role of small and medium enterprises (SMEs).
 
 
We can reported that this training hope can be In line with statement of  Ambassador of the State of Palestine in his remarks mentioned that the program of Capacity Building for Palestine by Indonesian Government can  support on the independence and the development of Palestine and wished that in the future Palestine would be able to do the same way as Indonesian does. The Ambassador also encouraged the participants to learn how Indonesian’s SMEs are connected and being competitive.
 
The training topic it self consist of:
  1. Sofware As A Services
  2. IT Services for SME’s
  3. IT Business Plan for SME’s
  4. Benefit of IT for SME’s
  5. eCommerce
  6. OnLine Market
  7. Knowledge Management for SME’s | Djadja A. Sardjana, MM
  8. Facebook for SME’s
  9. IT Infrastructure for SME’s
  10. Digital Enterprise
  11. Social Media for SME’s
  12. eLearning for SME’s | Djadja A. Sardjana, MM
 
Ladies and Gentlemen,
 
Bandung Institut of Technology is not passively following the changing world. We are adjusting to new situations in the international environment. We at Bandung Institut of Technology understood the challenges of modern diplomacy from the Global perspective. Bandung Institut of Technology is one of the leading univesity amongst the ASEAN countries and we are eager to share again our experiences in the future. We thank you Ministry of Foreign Affairs, His Excellency Ambassador of Palestina and Indonesia which make this venue happen and our friends  from Palestina can come to Bandung and share our views and ideas especially about ICT for SMEs.
 
Thank you very much for you attention and cooperation.
 
Kategori
Business Diklat E-Learning Innovation Leadership Lecture Manajemen Pemikiran Pendidikan Telematika Wirausaha

Become Trainer of International Training Program on ICT Support for Palestinian SMEs Development

 
As part of Indonesia’s commitment to support Palestine in building its capacity development by providing trainings for 1000 Palestinians (2008 – 2013), Directorate of Technical Cooperation, Directorate General of Information and Public Diplomacy, Ministry of Foreign Affairs, is holding “International Training Program on Information and Communication Technology Support for Palestinian SMEs Development, Bandung, from 19 – 27 September 2012.
 
It is organized in cooperation with the Institute for Innovation and Entrepreneurship Development, Bandung Institute of Technology (LPIK ITB).
 
Ambassador Suprapto Martosetomo, Special Advisor to the Minister on Institutional Relations, the Ministry of Foreign Affairs in his Opening Remarks (19/09/12) underlined the importance of independent Palestine not only politically, but also in social-economic development so that the future of Palestine state will be viable and enduring.  “One of the concrete ways to support economic development is through the significant role of small and medium enterprises (SMEs).
 
 
SMEs create more employment, provide better opportunity and empower local economic potentials, and prove to be able to survive and remain to be the back bone of economic development during economic crises. And Indonesia has valuable experience to share on this with our Palestine brother in today’s training in Bandung, the city of scholar, fashion, cuisine”, said Ambassador Suprapto.
 
In line with that, Ambassador of the State of Palestine in his remarks mentioned that the program of Capacity Building for Palestine by Indonesian Government are various and it is not only limited on the program done by Technical Cooperation Directorate, but also in the framework of New Asia Africa Strategic Partnership (NAASP).
 
For that, the Ambassador conveyed his grateful acknowledgment to the government and the people of Indonesia for their support on the independence and the development of Palestine and wished that in the future Palestine would be able to do the same way as Indonesian does. The Ambassador also encouraged the participants to learn how Indonesian’s SMEs are connected and being competitive. 
 
 
Meanwhile, the Director for Technical Cooperation reported that the training program is one of numerous training programs for Palestine conducted by the Directorate of Technical Cooperation of the Indonesian Foreign Ministry. In the period of 2008-2011 the Directorate has launched 7 capacity building programs. 
 
In the current program, there are 7 Palestinians taking part on the training.  It will make the total number of Palestinians trained under the Directorate of Technical Cooperation programs becomes 42 persons entirely from 2008-2012.
 
For Palestine, The Directorate has designed several scenarios of trainings and other capacity building programs. Many discussions and meetings have been organized. The directorate also plans to hold trainings in Ramallah, Palestine, in order to establish more effective trainings with larger number of participants.
 
 
During the training, the participants will have the opportunity to enrich their knowledge, advance their skills and upgrade their competency particularly related to information and communication technology on SMEs sector.
 
The participants will acquire theoretical, technical and practical courses from number of exceptional speakers, practitioners and experts. The participants are also arranged to have opportunity to visit Museum of Asia Africa in Bandung, Saung Angklung Udjo, and other potential markets from SMEs actors in Bandung.
 
“It is hoped that the training will not only be merely one way education session, but will also be the forum for exchanging ideas and experiences between Indonesia and Palestine in order to build synergies and strengthen cooperation in SMEs development”, said Director Siti Nugraha Mauludiah ended her official report.
 
 
Kategori
Anak E-Learning Ilmiah Innovation Lecture Pemikiran Pendidikan Telematika Widyatama

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA (PKM): E-learning Pembelajaran Bahasa Sunda

Diusulkan oleh:

Rachmi Utami Rachmatyani (06.08.075)                                 (ANGKATAN 2008)

Tri SusantoNugroho (06.07.059)                                             (ANGKATAN 2007)

Ramdani Gopur (06.08.085)                                                    (ANGKATAN 2008)

Tania Destiana Berlianty (06.08.070)                                      (ANGKATAN 2008)

 Abraham Mikhael (06.11.P002)                                           (ANGKATAN 2011)

UNIVERISTAS WIDYATAMA

 

RINGKASAN

 

Perkembangan teknologi di masa sekarang terus meningkat. website tidak hanya digunakan untuk e-commerce, forum, personal, bahkan blog dan lain-lain, tetapi dapat juga untuk menjalankan dan merancang berbagai kebutuhan, seperti game, perangkat ajar, pemutar audio, kamus digital, dan sebagainya. Bahasa merupakan bagian yang tak terpisahkan pada semua itu, namun kali ini kami menawarkan sesuatu yang baru, dimana kami menawarkan media pembelajaran bahasa Sunda secara online (e-learning).

Bahasa Sunda  merupakan salah satu budaya Bangsa, yang artinya harus di lestarikan dan dipergunakan agar tidak terjadi kepunahan. Hal ini dapat kita perhatikan diantaranya karena Bahasa Sunda sendiri hanya diajarkan hampir di semua sekolah di Jawa Barat (selaku bahasa daerah), sehingga membatasi penyebarluasannya (terbatas pada jarak dan komunitas). Selain itu juga pembelajaran disekolah khususnya bagi anak-anak kecil itu kurang menarik.

Untuk menanggapi pembelajaran ataupun keinginan dari masyarakat luas bahkan internasional untuk belajar Bahasa Sunda, maka kami menggagaskan untuk membuat e-learning ahasa Sunda. yang di dalamnya di buat visualisasi (gambar) dari benda-benda dengan bahasa Sunda lengkap dengan cara membacanya, kamus, dan mungkin bisa ditambahkan beberapa percakapan dasar yang sederhana. Selain itu untuk belajar bahasa inggris untuk anak percakapan tersebut disajikan dengan gambar-gambar pilihan seperti flash cartoon, interface dll yang mudah di mengerti dan menarik bagi anak,

Kata Kunci : E-learning bahasa sunda, kamus bahasa sunda, kamus bergambar bahasa sunda untuk anak


BAGIAN INTI

 A.      Pendahuluan

Perkembangan teknologi terus meningkat. Komputer tidak hanya digunakan untuk mengolah data saja tetapi dapat juga untuk menjalankan dan merancang berbagai aplikasi, seperti game, perangkat ajar, pemutar audio, kamus digital, dan sebagainya.

Bahasa sunda merupakan salah satu kebudayaan daerah dari Jawa Barat yang hampir terlupakan dikarenakan minat dari generasi muda yang mulai menurun terhadap kebudayaan daerah tersebut, serta terbatasnya media penyebarluasan dari bahasa tersebut yang diantaranya karena bahasa sunda hanya di ajarkan di Jawa Barat.

Untuk mengatasi permasalahan tersebut, maka akan dibuatkan “E-learning Pembelajaran Bahasa Sunda Untuk Pengawasan Siswa”. Namun selain itu juga e-learning kami bisa juga dipergunakan untuk umum, untuk mewadahi minat dari orang orang yang ingin belajar bahasa sunda, dan semakin menyebarluaskan kebudayaan daerah.

 

B.      Tujuan

Berdasarkan uraian pada pendahuluan diatas memiliki beberapa tujuan diantaranya:

      Meningkatkan minat siswa untuk mempelajari bahasa sunda dan menggunakanya untuk menjadi bahasa sehari-hari

      Melestarikan bahasa daerah terutama bahasa sunda

      Memudahkan siswa dalam mempelajari bahasa sunda

      Memudahkan guru untuk mengetahui perkembangan hasil belajar siswa

      Memanfaatkan visualisasi gambar sebagai sarana interaktif

      Kegiatan pembelajaran dapat di lakukan oleh siapa pun, dan memiliki jangkauan yang lebih luas

      Melestarikan bahasa daerah

 

C.      Manfaat

Manfaat dari e-learning bahasa sunda ini adalah :

    Agar anak-anak lebih tertarik dalam mempelajari bahasa sunda.

    Menambah pengetahuan anak tentang bahasa sunda selain materi yang di dapat di sekolah.

    Meminimalkan biaya kegiatan pembelajaran.

    Memulai pengenalan dan pemanfaatan internet bagi anak-anak.

    Memberikan kesadaran bagi anak-anak bahwa bahasa sunda adalah bahasa daerah yang perlu dilestarikan.

    Memberikan materi yang lebih mudah di ingat karena di sajikan dengan audio visual yang menarik.

    Pengawasan kegiatan belajar siswa dapat diawasi oleh guru maupun orangtua yang ada dirumah.

    Mempermudah penyempurnaan dan penyimpanan materi pembelajaran.


D.      Gagasan

Teknologi yang terus berkembang mempunyai peran yang sangat tinggi dalam dunia pendidikan. Perkembangan teknologi informasi saat ini khususnya internet, mengarahkan sejarah teknologi pendidikan pada alur yang baru. Internet memudahahkan user dalam mencari dan menerima informasi mengenai materi pembelajaran. Penyedia layanan pembelajaran jarak jauh dapat memanfaatkan teknologi internet secara maksimal dapat memberikan efektifitas dalam waktu, tempat dan bahkan meningkatkan kualitas pendidikan.

Perubahan pola hidup membuat bahasa daerah terlupakan, salah satunya yaitu bahasa sunda yang merupakan sebuah bahasa daerah jawa barat. Kecenderungan menggunakan bahasa sunda dalam percakapan keseharian kini sangat jarang. Ironisnya, kondisi ini tidak saja terjadi di kalangan anak-anak zaman sekarang tapi juga di lingkungan orang tua sebagai bahasa indung bahasa sunda seharusnya dipergunakan dalam bahasa percakapan sehari-hari, minimal di lingkunga keluarga. Sebenarnya pemerintah berupaya melakukan perubahan dan membangkitkan gairah penggunaan bahasa sunda, antara lain melalui pencanangan pelajaran bahasa sunda.

Untuk itu kami mengembangkan sebuah gagasan untuk mengaplikasikan interactive website dimana kami menyediakan suatu media pembelajaran untuk pengembangan kemampuan berbahasa sunda bagi anak-anak dengan format fun interactive-learning.

Aplikasi yang akan kami kembangkan dibangun dengan menggunakan :

1.       Moodle 1.9

2.       Php 4

3.       MySql

 

E.       Kesimpulan

Gagasan yang kami sampaikan yaitu berupa pembangunan aplikasi berbasis e-learning sebagai salah satu sarana pembelajaran yang kompeten. Penggunaan aplikasi moodle diharapkan dapat membantu para siswa dalam menghadapi era globalisasi dimana siswa dituntut untuk mahir dalam berbahasa dan berkomunikasi dalam bahasa sunda, dan diharapkan juga agar siswa dapat mengerti kegunaan dari internet sebagai salah satu media pembelajaran yang kompeten saat ini. Selain itu juga aplikasi yang akan dikembangkan dapat dipergunakan untuk kalangan umum untuk belajar Bahasa Sunda. Aplikasi ini pula memiliki sedikit animasi atau visualisasi untuk lebih menarik minat.

Daftar Pustaka